Salah seorang warga, Ridho, mengatakan pengerjaan drainase itu terkesan asal-asalan tidak memikirkan keamanan warga.

"Ini paret (drainase) dibongkar dan dipasang beton untuk diperbaiki. Tapi, usai dibongkar sisa material dari pembongkaran itu tidak dibersihkan dengan maksimal," keluhnya, Senin (17/10).

Selain itu, kata Ridho, pembongkaran drainase itu merusak sebagian tanah yang bukan bagian dari pengerjaan proyek drainase. Sehingga mereka harus membenahi tanah yang rusak itu sendiri.

"Ini tadi paret awalnya besar kemudian dirapikan oleh mereka (pekerja). Tapi, tanah yang rusak akibat proyek itu malah kami yang menanggungnya," kesalnya.

"Selain itu, pipa air yang ada didekat proyek pengerjaan drainase itu juga mereka tutup sehingga air tidak masuk (mengalir) ke komplek kami," sambung Ridho.

Ridho berharap kepada Pemerintah Kota Medan untuk memperhatikan pengerjaan proyek drainase itu.

"Kalau bisa ini diperhatikan sama Pemko khususnya Dinas Pekerjaan Umum," tandasnya.

(JW/CSP)