BPS Sumut Tambah 3 Daerah dalam Daftar SBH Sebagai Dasar Hitung IHK, Alasannya?

BPS Sumut Tambah 3 Daerah dalam Daftar SBH Sebagai Dasar Hitung IHK, Alasannya?
Kepala Fungsi Statistik Distribusi BPS Sumut, Dinar Butarbutar (kanan) pada Workshop Wartawan dalam rangka “Peningkatan Literasi Statistik Bagi Insan Pers dan Ekspose Data Sosial Ekonomi Sumatera Utara Tahun 2022”, Selasa (18/10) (Analisadaily/Reza Perdana)

Analisadaily.com, Deliserdang - Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (BPS Sumut) kembali menambah 3 daerah masuk dalam daftar Survei Biaya Hidup (SBH).

Kepala Fungsi Statistik Distribusi BPS Sumut, Dinar Butarbutar mengatakan, 3 daerah yang dimasukan dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) di tahun 2024 adalah Karo, Deliserdang, dan Labuhanbatu.

“Nantinya, ketiga daerah ini akan mewakili inflasi di perdesaan,” kata Dinar pada Workshop Wartawan dalam rangka “Peningkatan Literasi Statistik Bagi Insan Pers dan Ekspose Data Sosial Ekonomi Sumatera Utara Tahun 2022”, Selasa (18/10). Kegiatan ini dilaksanakan di Prime Plaza Hotel Kualanamu, Deliserdang, 16-19 Oktober 2022.

Diterangkan Dinar, dasar pemilihan 3 daerah tersebut dikarenakan, untuk Labuhanbatu karena mewakili Pesisir Timur. Tingkat perekonomian cukup dan perputaran uang juga baik.

“Untuk transaksi pasar juga lebih baik dari Labuhanbatu Selatan dan Padanglawas Selatan. Daerah ini juga mewakili sektor perkebunan,” terangnya.

Sementara Deliserdang, transaksi keuangan besar dan dekat dengan Kota Medan. Kabupaten ini juga bisa mewakili kabupaten daerah sekitarnya. Deliserdang juga bisa mewakili subsektor, termasuk pertanian.

"Kalau Karo, bisa mewakili daerah di dataran tinggi. Kabupaten ini juga memiliki banyak komoditas andalan yang andilnya cukup besar pada harga di Sumut," terang Dinar.

Pola konsumsi dan fasilitas yang tersedia di kabupaten IHK ini, seperti pasar tradisional dan pasar modern juga menjadi pertimbangan pemilihan kabupaten IHK.

Dinar menambahkan, untuk penghitungan SBH tahun 2022, BPS Sumut akan mulai menghitung bobot pasar.

“Nantinya, bobot pasar dihitung berdasarkan aktivitas berbelanja masyarakat di pasar tersebut, sehingga sudah pasti bobot masing-masing pasar berbeda,” tambahnya.

Mengenai komoditas yang terpilih di SBH 2022, hingga saat ini menurut Dinar masih belum bisa ditetapkan, karena masih dalam proses survei yang berlangsung hingga Desember 2022.

“Bisa jadi nanti masker masuk ke dalam komoditas terpilih SBH 2022, karena selama dua tahun terakhir, masker menjadi kebutuhan utama masyarakat. Ini berbeda dari tahun 2018, karena masa itu belum ada pandemi,” tandasnya.

(RZD/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi