Sekretaris DPD KNPI Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Asril (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Polisi yang profesional tak hanya dilihat dari keberhasilan mengusut kasus besar. Tapi juga berani membongkar kejahatan yang ada dalam internal.
Demikian disampaikan Sekretaris DPD KNPI Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Asril, dalam diskusi Reformasi Polri: Momentum atau Sekadar Citra, Rabu (19/10) malam di Medan. Turut hadir Aktivis Sosial Rahmadsyah, Peneliti Medan Utara Institute Erwin David serta Kordinator Aliansi Masyarakat Patuh Hukum (AmPUH) M Suzali.
Menurut Asril, reformasi di tubuh Polri benar-benar sedang berjalan baik dan tepat. Bukan hanya sekadar slogan pencitraan.
Sebab Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tak hanya mampu membongkar kasus eksternal, tapi juga berani membongkar kejahatan di internal Polri sendiri.
"Polri yang profesional adalah polisi yang tak hanya mampu membongkar kasus besar di luar, tapi juga berani mengungkap kejahatan di internal Polri itu sendiri. Reformasi di tubuh Polri benar-benar sedang berjalan baik. Dan Listyo Sigit adalah salahsatu Kapolri terbaik dimiliki bangsa ini," kata Muhammad Asril.
Belakangan ini, sejumlah kasus besar menjerat oknum Polri dari pangkat Bharada hingga Jenderal bintang dua. Bahkan ada dugaan kejahatan besar didalangi oknum Polri jenderal bintang dua.
Menyikapi hal itu, Asril menilai kasus itu tidak bisa dipandang hanya sebatas pada kejahatan kasusnya semata. Melainkan ada ketegasan dan keberanian Kapolri membongkar kasus sampai ke akar-akarnya.
"Pada kasus Irjen Teddy Minahasa yang disangka menjual narkoba hasil tangkapan. Kasus ini bermula dari keterlibatan oknum Polri berpangkat bawah. Kemudian oleh Kapolri memerintahkan Propam mengusut sampai jauh. Kalau Kapolrinya cengeng, mungkin saja kasusnya tidak sampai ke oknum Jenderal," urai Asril.
Begitu juga dengan perkara dugaan pembunuhan berencana yang diduga didalangi Irjen Ferdy Sambo.
"Kasus Ferdy Sambo telah membuka mata publik bahwa Polri perlahan-lahan telah mengalami perubahan ke arah yang lebih baik," ujar Asril.
Kordinator AmPUH M Suzali SH mewanti-wanti agar Polri menjaga nama baik institusi serta menjalankan instruksi yang diberikan Presiden Jokowi.
"Presiden sudah memanggil dan mengumpulkan jajaran Polri di Istana Negara pekan lalu. Ada pesan tegas bahwa Polri itu harus benar melayani rakyat dan mengayomi," kata Suzali.
Suzali menegaskan kolaborasi antara kepolisian dengan elemen rakyat sangat dibutuhkan.
"Reformasi di tubuh Polri tidak berjalan baik tanpa dukungan elemen rakyat. Begitu juga sebaliknya, rakyat dan Polri punya kolaborasi yang penting untuk penegakan hukum di masa kini dan yang akan datang," sebut Suzali.
Di tempat yang sama, Aktivis Sosial Rahmadsyah mendorong Polri menuntaskan beberapa 'pekerjaan rumah' yang ada.
"Masih banyak PR seperti salah satu contohnya kasus Bos Judi online Apin BK. Harus ditelusuri itu dana judinya mengalir ke mana saja," kata Rahmadsyah.
(REL/RZD)