Ketua PERABOI (Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia) Sumatera Utara (Sumut), dr. Denny Rifsal Siregar, Sp.B(K)Onk., M.Kes (Analisadaily/Reza Perdana)
Analisadaily.com, Medan - Ketua PERABOI (Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia) Sumatera Utara (Sumut), dr. Denny Rifsal Siregar, Sp.B(K)Onk., M.Kes., menjelaskan, secara umum ada 2 faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kanker payudara, yaitu faktor yang tidak dapat dicegah dan faktor yang dapat dicegah.
Faktor yang tidak dapat dicegah adalah wanita, usia, dan genetik. Sedangkan faktor yang dapat dicegah yaitu tidak menyusui, wanita menikah tapi tidak memiliki anak, melahirkan anak pertama usia 30 tahun, konsumsi obat hormonal jangka panjang, konsumsi lemak berlebih dan alkohol, serta perokok aktif dan pasif.
Diterangkannya, prevalensi penyakit kanker payudara menempati urutan pertama dari kanker lainnya di seluruh dunia maupun Indonesia. Sebanyak 12 juta orang di dunia menderita kanker dan 7.6 juta di antaranya meninggal dunia. Pada tahun 2020, di hampir 2,3 juta wanita di dunia terdiagnosa kanker payudara dan 685.000 di antaranya meninggal dunia.
“Di Indonesia terdapat 65.000 kasus kanker payudara dan 22.000 di antaranya meninggal dunia. Kebanyakan karena keterlambatan penanganan sehingga saat datang ke dokter sudah dalam stadium lanjut,” kata Denny di sela-sela sosialisasi deteksi dini kanker dan senam bersama dalam memperingati
Breast Cancer Awareness Month 2022 di area
Car Free Day Lapangan Merdeka Medan, Minggu (23/10).
Denny memaparkan, mendeteksi kanker payudara dapat dilakukan sejak dini melalui SADARI (Periksa Payudara Sendiri). SADARI dapat dilakukan sebulan sekali pada 7-10 hari setelah selesai haid, semenjak wanita mulai mendapatkan haid pertama atau pada usia 12 tahun. Untuk wanita di atas 40 tahun, dapat melakukan mamografi satu tahun sekali sebagai bentuk deteksi dan pencegahan.
Mamografi bisa juga untuk wanita di bawah 40 tahun, jika memiliki gejala dan faktor risiko seperti riwayat kanker payudara dalam keluarga. Bagi wanita yang memiliki riwayat kanker payudara, bisa melakukan pemeriksaan BRCA 1 dan BRCA 2 sebagai deteksi. Jika hasil pemeriksaan positif, maka preventif mastektomi dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker payudara dengan berkonsultasi dahulu ke dokter yang menangani.
“Untuk mencegah kanker payudara, masyarakat dapat melakukan pola hidup dan pola diet yang sehat. Di antaranya, selalu berpikir positif, menjaga lifestyle yang baik dengan berolahraga, mengatur diet yang baik dengan mengurangi konsumsi lemak berlebih, menghindari alkohol dan rokok, juga selalu konsultasi dengan dokter jika konsumsi obat hormonal jangka panjang,” papar dr. Denny.
Kalbe Farma melalui ICCC (
Indonesia Cancer Care Community), komunitas binaan KECC (
Kalbe Ethical Customer Care), menyosialisasikan deteksi dini kanker hingga mengajak masyarakat Medan senam bersama. Kegiatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit kanker ini untuk memperingati
Breast Cancer Awareness Month 2022.
“Pada bulan kesadaran kanker payudara 2022, ICCC membawa
campaign Together We RISE (
Rally In Supporting & screening Everyone), yang mengajak para survivor, warior, dan masyarakat awam untuk bersama-sama aktif melakukan
screening, deteksi dini, dan pencegahan kanker payudara,” ujar Pengurus ICCC Cabang Sumut, apt. Ruth Elisabeth Sihombing, S.Farm., di area
Car Free Day Lapangan Merdeka Medan.
(RZD/RZD)