Acara yang digelar Sabtu (29/10) di Aula SMKN 7 Medan ini digelar dengan menampilkan kesenian dari berbagai daerah seperti Melayu, Batak Toba, Pakpak, hingga kebudayaan dari suku Minahasa Sulawesi Utara (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - DPD KNPI Medan mengapresiasi kegiatan Gebyar Sumpah Pemuda yang digelar Forum Komunikasi Antar Lembaga Adat (Forkala) Kota Medan.
Acara yang digelar Sabtu (29/10) di Aula SMKN 7 Medan ini digelar dengan menampilkan kesenian dari berbagai daerah seperti Melayu, Batak Toba, Pakpak, hingga kebudayaan dari suku Minahasa Sulawesi Utara.
Dalam acara ini turut dihadiri Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Medan Yulinar Usman dan Sultan Deli Tuanku Sultan Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam.
"Kami juga menyampaikan rasa hormat yang tinggi terhadap tokoh-tokoh adat yang hadir dalam acara ini. Kita lihat di sini ada berbagai etnis yang hadir," kata Ketua DPD KNPI Kota Medan, Ansor Harahap, didampingi Sekretaris, Ahmad Arfah.
Terkait peringatan Hari Sumpah Pemuda ini, Ansor menyebut kegiatan ini bertujuan untuk mengingat kembali perjuangan pemuda-pemuda terdahulu yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Peran dari Sumpah Pemuda menurutnya sangat besar terhadap kemerdekaan Indonesia di tahun 1945.
"Kegiatan ini juga dimaknai untuk kita mengingat patriotarisme para tokoh pemuda yang menyampaikan Sumpah Pemuda tahun 1928 yang lalu. Sumpah pemuda ini yang kemudian menjadi tonggak para pemuda mewujudkan cita-cita kemerdekaan," sebutnya.
Ansor kemudian menjelaskan semangat Sumpah Pemuda ini memberikan pesan kepada pemuda-pemuda saat ini untuk begitu pentingnya menjaga persatuan di tengah perbedaan. Dia berharap, dengan adanya acara peringatan Sumpah Pemuda ini memperkuat solidaritas pemuda-pemuda Indonesia.
Ketua Forkala Kota Medan, Datoq Adil Haberham mengatakan, Gebyar Sumpah Pemuda ini merupakan program yang dilaksanakan untuk mengenang semangat para pemuda di masa yang lalu. Sumpah Pemuda sendiri dimaknainya sebagai sebuah momentum menjadikan perbedaan sebagai kekuatan.
"Sumpah Pemuda mengajarkan kepada kita bagaimana menghargai perbedaan sifat, primordial, suku, agama, ras, dan kultur. Hal ini dijadikan sebagai kekuatan bukan sebaliknya," ucap Datoq Adil.
(REL/RZD)