Bank Indonesia Pamerkan Lokasi Wisata Hutan Mangrove

Bank Indonesia Pamerkan Lokasi Wisata Hutan Mangrove
Kepala Biro Perekonomian Propsu Naslindo Sirait, Kepala Perwakilan BI Pematangsiantar, Teuku Munandar, Wakil Bupati Batubara Oky Iqbal di Mangrove Park Pantai Sejarah, Minggu (30/10). (Analisadaily/Fransius Hartopedi Simanjuntak)

Analisadaily.com, Pematangsiantar - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Pematangsiantar terus melakukan beragam cara untuk menjaga inflasi. Salah satunya menggelar festival di selama dua hari, yakni Sabtu dan Minggu tanggal 29 - 30 Oktober 2022, di Mangrove Park Pantai Sejarah, Kabupaten Batubara.

Festival dengan ragam acara seperti talkshow, sosialisasi, business matching, fashion show, lomba desain busana, lomba fotografi, pelatihan wastra, workshop membatik, showcasing produk UMKM, penanaman pohon mangrove, serta peresmian Program Sosial BI ini diharapkan dapat memperkenalkan objek wisata di daerah Batubara sehingga dikemudian hari para pengunjung dari berbagai daerah datang.

Kepala KPw BI Pematangsiantar, Teuku Munandar menjelaskan, perhatian pemerintah terhadap pengembangan sektor ekonomi kreatif saat ini senantiasa menguat dari tahun ke tahun. Kuatnya perhatian terhadap sektor ini tentu dilatarbelakangi potensi yang besar. Diantaranya terlihat dari tren nilai PDB ekonomi kreatif yang terus mengalami kenaikan.

Pada 2010, ekonomi kreatif masih menyumbangkan sekitar Rp525,96 triliun. Namun Sembilan tahun kemudian, pada 2019 nilainya telah meningkat menjadi Rp1.153 Triliun atau mengalami peningkatan 119% selama 9 tahun. Sektor ekonomi kreatif juga tercatat menyerap 15,2% tenaga kerja, dan berkontribusi 11,9% ekspor.

"Dengan jumlah pulau yang mencapai lebih dari 17.000 pulau, 700 lebih bahasa, 1.000 lebih etnis budaya, dan keindahan alam yang mempesona, Indonesia memiliki banyak sumber konten untuk industri kreatif ke dan kontribusi yang sedemikian besar, tidak mengherankan apabila Pemerintah semakin berambisi untuk meningkatkan pertumbuhan PDB ekonomi kreatif," ucapnya.

Secara sederhana, ekonomi kreatif dapat diartikan sebagai suatu konsep perekonomian di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengedepankan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang paling utama. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebutkan bahwa terdapat 17 subsektor ekonomi kreatif. Diantaranya yaitu Fesyen, kuliner, kriya/kerajinan, musik, fotografi, seni pertunjukan, seni rupa, film, desain produk, dan lainnya.

Sebagian besar subsektor ekonomi kreatif merupakan usaha-usaha yang mendukung industri pariwisata. Oleh karenanya antara sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tidak dapat dipisahkan. Sebagai daerah yang memiliki ragam budaya, seni, kuliner, dan perjalanan sejarah yang panjang, Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi besar di sektor ekonomi kreatif. Sebagai contoh, keindahan dan keragaman produk kain dan kerajinan, serta kenikmatan kuliner khas Sumatera Utara, dapat menjadi motor penggerak berkembangnya ekonomi kreatif, sepanjang dikelola dengan optimal.

Untuk memajukan sektor ekonomi kreatif di daerah, diperlukan sinergi berbagai pihak. Tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah daerah, karena adanya keterbatasan sumber daya.

BI sebagai bank sentral yang sebenarnya tugas utamanya adalah menjaga stabilitas moneter, sistem keuangan, dan sistem pembayaran, tidak akan berdiam diri. Bank Indonesia tidak akan membatasi diri hanya pada tugas utamanya. Karena sebagai lembaga negara, Bank Indonesia juga harus dapat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi.

"Harapannya dengan kegiatan ini, ekonomi kreatif serta sektor pariwisata di Kabupaten/Kota wilayah kerja BI Pematangsiantar akan tumbuh berkembang. Selain itu, diharapkan produk-produk UMKM lokal akan semakin dikenal dan digunakan masyarakat. Mari budayakan pakai produk umkm lokal," terangnya.

Pemilihan lokasi Festival SISI BATAS LABUHAN (Siantar, Simalungun, Batubara, Tanjung Balai, Asahan, Labuhan Batu induk, labuhan batu utara, labuhan batu selatan), kali ini, yaitu di Kabupaten Batubara adalah dengan pertimbangan melihat potensi yang dimiliki daerah ini serta keseriusan Pemkab Batubara yang selama ini memiliki komitmen tinggi dalam mengembangkan ekonomi daerah.

Wakil Bupati Batubara Oky Iqbal mengapresiasi kebijakan KPw BI Pematangsiantar yang telah menyetujui acara ini digelar di Batubara. Tentunya semua diharapkan punya keinginan yang sama untuk meningkatkan UMKM lewat objek-objek wisata yang ada. Ia pun sangat berharap kegiatan ini bisa dengan cepat mendobrak pertumbuhan ekonomi.

"Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada kepala BI, dan harapan kami dari apa yang dilaksanakan ini bisa mendirikan bangunan permanen untuk tempat bagi pelaku UMKM," ucapnya sembari menekankan bahwa dalam menyukseskan pertumbuhan ekonomi membutuhkan kerjasama dari semua pihak.

Ia pun menekankan bahwa promosi hal yang harus konsisten digalakkan untuk semakin mengenal keunikan wastra yang ada di Indonesia khususnya di Sumut. Menurutnya, festival ini merupakan strategi jitu guna mendobrak pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata.

Kabiro Perekonomian Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Naslindo Sirait menyampaikan apresiasi yang sama atas program KPw BI Pematangsiantar. Ia mengakui bahwa untuk menumbuhkan pariwisata butuh waktu dan harus ada pembenahan. Seperti memastikan objek wisata halal.

Mengenai objek wisata Mangrove Park Pantai Sejarah, Kabupaten Batubara, Naslindo Sirait berharap pemerintah setempat lebih berbenah sehingga pariwisata bisa hidup. Ia pun berjanji akan turut menyampaikan masalah yang ada khususnya dalam hal perbaikan jalan kepada gubernur agar segera mungkin dapat diperbaiki. Menurut Naslindo Sirait, jalan menuju objek wisata sangat krusial.

(FHS/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi