Warga Sei Rampah Akui Banjir Tak Separah Tahun Lalu (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Sei Rampah - Warga Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, mengaku jika banjir yang melanda rumahnya sejak beberapa hari ini tidak separah tahun lalu.
Warga Dusun III Desa Sei Rampah, Kecamatan Sei Rampah, Tata Herlisa menceritakan, banjir melanda rumahnya sejak beberapa hari lalu.
"Sejak beberapa hari lalu sudah banjir, namun cepat surut. Kalau gak salah udah tiga kalilah banjir datang lalu surut begini," ungkapnya saat diwawancara di tenda pengungsian di bibir Sungai Belutu, Jumat (18/11).
Ia pun menilai normalisasi sungai yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai bersama forum CSR sudah terlaksana, namun diakuinya belum memuaskan.
"Ada, normalisasi udah dibuat, adalah perubahannya tapi belum maksimal karena belum bisa atasi banjir," ucapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan warga Desa Pematang Ganjang, Kecamatan Sei Rampah, M Pangaribuan, yang mengaku jika normalisasi sungai yang dilakukan pemerintah sudah cukup baik. Ia bahkan mengharapkan agar normalisasi diteruskan agar masalah banjir dapat tuntas teratasi.
"Kalo dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sekarang ini kita tidak lagi khawatir berlebihan. Kalau masalah banjir, musibah itu urusan Tuhan, namun kita sebagai manusia harus berupaya," tegasnya.
Bahkan jika bisa, ke depan pemerintah menyusun aturan tentang larangan menanami atau mendirikan bangunan di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) agar banjir tidak lagi terulang setiap tahun.
"Saya sudah sampaikan kepada Pak Bupati dan Pak Kadis, ini harus ada aturannya. Jika tidak setiap tahun anggaran kita habis untuk masalah banjir saja tanpa solusi kongkret," jelasnya.
Begitu juga warga Desa Sukadamai, Kecamatan Sei Bamban, Rini Nasution, yang mengaku rumahnya banjir akibat jebolnya tanggul di dekat rumahnya di Dusun 16 Desa Sukadamai.
"Kemarin kejadiannya karena pecah bentengnya. Karena hujan terus jadi air melimpah semua sampai ke rumah kami. Bentengnya gak kuat, makanya keluar airnya dari sungai," ucapnya.
Dirinya berharap agar banjir yang melanda segera reda dan pemerintah segera memperbaiki tanggul yang jebol.
Wakil Bupati Serdang Bedagai, Adlin Tambunan, Kamis (17/11), mengunjungi sejumlah tenda pengungsian di Kecamatan Sei Rampah dan Sei Bamban. Ia mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan yang terbaik dalam menangani musibah banjir di Tanah Bertuah Negeri Beradat. Normalisasi sungai juga sudah dilakukan baik tahap pertama dan kini di tahap kedua tengah dilakukan.
"Alhamdulillah, pada tahap pertama normalisasi sungai bersama forum CSR Serdang Bedagai sudah dilakukan normalisasi sungai disepanjang 7 kilometer. Dan di tahap kedua kita teruskan kembali di 8 kilometer selanjutnya. Insha Allah target 15 kilometer akan selesai sehingga dampak banjir bisa kita kurangi kan sedimen sungai juga berkurang," ungkapnya.
Sama dengan warga, Ketua PW GP Ansor Sumut ini juga mengaku jika dampak banjir ini tidak separah tahun sebelumnya. Normalisasi Sungai Belutu yang dilakukan membuat air cepat surut karena sedimen sudah berkurang.
"Jika dilihat dampak banjir di tahun ini sudah berkurang, tidak separah tahun sebelumnya. Air pun cepat surut karena sedimen sungai sudah kita kurangi melalui normalisasi sungai. Lebih cepatlah air surut," sebutnya.
Ia juga mengingatkan kepada warga agar terus waspada karena informasi dari BMKG curah hujan masih akan tinggi.
"Saat ini sebagian warga masih lebih memilih bertahan dirumahnya. Namun begitu kami, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, tetap siap siaga musibah dengan mendirikan tenda pengungsian dan pendistribusian bahan logistik. Begitu juga obat-obatan, puskesmas kita siaga dan tenaga medis kita siap turun ke lapangan jika dibutuhkan," tandasnya.
Berdasarkan data terakhir dari BPBD, jumlah warga terdampak banjir di Serdang Bedagai sekitar 3.983 Kepala Keluarga atau sekitar 15 ribu jiwa. Dan Kecamatan Sei Rampah menjadi yang terparah yakni sekitar 2.734 Kepala Keluarga.
Selain itu 10 tenda/posko pengungsian sudah terpasang diantaranya di Kecamatan Sei Rampah 6 unit, Kecamatan Dolokmasihul 3 unit dan Tebingtinggi 1 unit. Beberapa perahu karet juga sudah disiapkan di sejumlah titik yang rawan.
(REL/RZD)