Tambang Nikel CLM, 89 Persen Dikelola Putra Daerah

Tambang Nikel CLM, 89 Persen Dikelola Putra Daerah
Ilustrasi tambang (Pixabay)

Analisadaily.com, Jakarta - PT Citra Lampia Mandiri (CLM) yang bergerak di sektor pertambangan nikel di Sulawesi Selatan (Sulsel) telah sejak awal memberikan akses kepada putra-putra daerah untuk dapat ikut mengelola pertambangan.

Direktur Operasional CLM Freddy Napitupulu mengatakan, 89 persen karyawan CLM adalah masyarakat lokal, termasuk semua kontraktornya. CLM berprinsip, jika bekerja di Sulsel juga harus memberi kontribusi semaksimal mungkin untuk masyarakat lokal.

“Jadi pemberdayaan kami bukan omong kosong. Bahkan nama desanya pun kami ambil sebagai nama perusahaan,” kata Freddy dalam pernyataan tertulis, Minggu (20/11).

PT CLM adalah perusahaan dalam negeri yang berdiri sejak 2007 dan bergerak di sektor pertambangan nikel laterit dmp. Perusahaan tambang ini memiliki izin usaha penambangan (IUP) produksi sebesar 2.660 hektare (ha), terbesar di Sulawesi Selatan.

Ditambahkan Freddy, CLM rutin mengadakan pelatihan bagi para operator dan karyawan yang hampir semuanya berasal dari masyarakat setempat dengan tujuan meningkatkan skill para pekerja pertambangan. Perusahaan di bawah kepemimpinan Helmut Hermawan ini pun terbuka terhadap program magang mahasiswa pertambangan di sekitar wilayah itu.

Terkait kontribusi CLM di Luwu Timur, Sulsel, selain fokus pada kesejahteraan karyawan internal, perusahaan juga melakukan banyak aktivitas sosial yang membaur dengan kepentingan masyarakat. Antara lain melalui program pemberdayaan 4 desa ring satu dan ring dua pertambangan yang mereka bina, yakni di Desa Harapan, Desa Pangkeru, Desa Pasi-pasi dan Desa Laskap.

Freddy mengungkapkan, sejak 2021 CLM telah berinsiatif merancang Rencana Induk Pengabdian Masyarakat (RIPM) yang sudah disampaikan ke pemerintah provinsi dan sekarang sedang menunggu pengesahan dari pusat.

“Kami inisiatif membuat RIPM, kami ajukan ke Pemda disetujui, lalu naik ke Pemprov disetujui dan sekarang sedangkan diajukan ke Pusat tinggal pengesahannya. Tapi walau belum disahkan oleh pemerintah, karena sudah menjadi komitmen, spending tetap kami keluarkan untuk keempat desa tersebut. Kami data apa kebutuhan mereka dan akan kami penuhi sesuai dengan RIPM,” demikian penjelasannya.

CLM, lanjut Freddy, telah aktif membuat program-program filantropi bagi 4 desa tersebut, seperti program rutin Jumat Berkah dan Jumat Bersih. Perusahaan pun bersedia mengerahkan alat-alat berat yang ada di site guna membantu proses perbaikan jalan di sepanjang jalan desa pemberdayaan. Termasuk membantu reklamasi ketika salah satu masjid tergerus erosi air laut.

Belum lama ini, CLM menyumbangkan sebuah mobil ambulans,dan perangkat pacu jantung kepada puskesmas setempat. Sedangkan secara formal, Pemda setempat telah menunjuk CLM untuk membuat ruang terbuka hijau dalam bentuk lapangan bola, sementara PT Vale Indonesia – perusahaan pertambangan tetangga mereka – mendapat porsi membuat taman.

Diakui pula oleh Freddy bahwa aktivitas-aktivitas sosial CLM banyak dibantu LSM-LSM setempat sehingga terjalin hubungan harmonis antara perusahaan, masyarakat dan LSM. Di samping memberi pengaruh nyata terhadap tingkat perekonomian daerah.

Kisruh Kepemilikan Saham

Sebanyak 30 orang karyawan PT CLM dilaporkan bertolak ke Jakarta untuk menyatakan dukungan dan loyalitasnya terhadap manajemen perusahaan di bawah kepemimpinan Helmut Hermawan.

“Kami datang dari Luwu untuk menegaskan integritas dan dukungan kami terhadap manajemen Pak Helmut. Bertahun-tahun bekerja di bawah kepemimpinan beliau, kami merasa semua hak kesejahteraan terpenuhi dan hubungan manajemen dengan karyawan terjalin erat seperti keluarga. Oleh karena itu, sama sekali tidak terpikirkan bagi kami untuk bergabung dengan manajemen kubu Zainal Abidin,” tutur Yuli, salah seorang engineer pertambangan dalam rombongan itu.

Seperti diberitakan pada 24 Agustus 2022 dan 13 September 2022 telah terjadi aksi perusakan, penyerobotan dan dugaan penganiayaan terhadap karyawan CLM yang dilakukan pihak lawan hukum perusahaan di kantor perusahaan di Malili dan akses penambangan CLM.

Aksi ilegal itu muncul setelah PT Aserra Mineralindo Investama (PT AMI) dh. PT Aserra Sejahtera Investama (ASI)/PT Aserra Capital (Aserra Group) ingin membeli saham dari APMR pemegang saham mayoritas CLM.

Tetapi dalam prosesnya, perjanjian jual beli bersyarat (PJBB) itu tidak dapat terlaksana. Pasalnya, pihak Assera tidak juga membayarkan saham yang diperjanjikan walau telah diberi tenggat waktu tambahan selama 3 bulan dari tanggal penutupan sesuai PJBB. Meski demikian pihak Assera, dengan cara melanggar hukum, terus berupaya menguasai APMR dan CLM.

Terkait hal itu, CLM di bawah kepemimpinan Helmut telah melakukan upaya hukum secara perdata dan pidana. Berdasarkan akte terakhirnya pada 14 September 2022, yang telah mendapatkan pengesahan dari Kemenkum dan HAM, Helmut dan rekan-rekan juga dinyatakan sebagai manajemen yang sah.

Oleh karena itu, mereka berharap aparat hukum yang menangani dan didukung pemerintah daerah setempat dapat segera menyelesaikan kisruh kepemilikan saham dan manajemen di perusahaan.

Sebanyak 30 karyawan yang datang ke Jakarta tersebut berasal dari berbagai divisi di site pertambangan CLM Luwu Timur. Antara lain divisi keuangan, divisi HRD, para engineer, tata kelola hutan, dan lain-lain.

Sebelum kisruh manajemen terjadi, dikatakan oleh salah satu karyawan, Gunaryo, bahwa hubungan antara manajemen dengan karyawan sehari-hari sangat kekeluargaan, cair dan tidak terkotak-kotak antar divisi maupun kontraktor.

Oleh karenanya, mereka mengaku cukup terpukul ketika Zainal Abidinsyah (yang juga merupakan ceo Apexindo Group) menghilangkan nama-nama direksi CLM pasca kisruh kepemilikan.

Freddy sendiri meyakini hati nurani para karyawan yang masih berada di site berpihak kepada mereka.

“Ketika manajemen dan sebagian karyawan akan berangkat ke Jakarta, mereka berpesan dan mendoakan agar manajemen Helmut dan kawan-kawan bisa menang dan site kembali beraktivitas seperti sediakala. Secara nurani kami yakin mereka tahu harus berpihak ke mana atas ketidakadilan dan kezaliman yang kami alami,” tandasnya.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi