Ketekunan Ika Indriani Berbuah Manis, dari Guru Biasa hingga Menjabat Kepala Sekolah

Ketekunan Ika Indriani Berbuah Manis, dari Guru Biasa hingga Menjabat Kepala Sekolah
Ketekunan Ika Indriani Berbuah Manis, dari Guru Biasa hingga Menjabat Kepala Sekolah (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Batubara – Tak ada kerja keras yang mengkhianati hasil. Kata-kata ini patut disematkan kepada Ika Indriani, Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut), yang semula hanya seorang guru biasa, kini menjabat kepala sekolah.

Ika Indriani menjabat sebagai Kepala Sekolah di UPT SDN 11 Perkebunan Siparepare, Jalan Beringin, Tanjung Gading, Kabupaten Batubara, Sumut, setelah sejak 2011 berstatus sebagai guru. Bagi Ika, tak terbayangkan menjadi seorang kepala sekolah. Apalagi selama ini selalu dekat dengan murid-murid sekolah tempatnya mengajar saat berstatus sebagai guru pengajar.

“Saya masih dipercayakan membawa mereka belajar. Saya sudah satu minggu sah melaksanakan pelantikan Kepala Sekolah di Aula Bupati, di Tanjung Gading, Kompleks Perumahan Inalum,” kata Ika saat berbincang dengan Analisadaily.com, Selasa (13/12).

“Dan memang masih seperti mimpi, saya pergi ke sekolah yang baru, dalam hati saya berkata, 'Saya harus menjaga dan melaksanakan amanah tugas kepala sekolah dengan baik',” sambungnya.

Saat pertama kali menjabat sebagai Kepala Sekolah di UPT SDN 11 Perkebunan Siparepare, Ika menyapa seseorang di dalam ruangan, yaitu petugas operator sekolah. Lalu, berkenalan satu persatu dengan guru-guru yang bertugas di sekolah tersebut. Berbeda dengan kepala sekolah yang sudah purnabakti, Ika ingin mengenal lingkungan sekitar sekolah.

“Saya melihat kondisi kelas atau ruangan yang sudah kurang terawat karena sudah sangat lama didirikan. Sekolah saya berada di Kompleks Perumahan Karyawan Inalum, dan sekarang siswanya banyak yang bertempat tinggal di luar kompleks. Masih berada di sekitaran lingkungan kecamatan Sei Suka,” sebutnya.

Awal Mula Terjun Sebagai Pendidik

Diterangkan Ika, dirinya selalu bersemangat dalam menjalani aktvitas sehari-hari sebagai seorang guru, yang merupakan tenaga pendidik. Wanita kelahiran Medan, 6 Februari 1983 ini menjadi guru sejak berusia 28 tahun, dan menjadi guru di Lingkungan Kabupaten Batubara sejak 1 Januari 2011. Kemudian, saat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan Jabatan Fungsional tahun 2011, Ika bertugas di UPT SDN 06 Sei Suka Deras.

“Selama sekitar 10 tahun saya menjadi pendidik di SDN 06. Begitu banyak pengalaman yang saya rasakan. Tugas tambahan saya menjadi Bendahara BOS tersebut selama tujuh tahun. Selalu menggembirakan bisa mendidik siswa,” terangnya.

Saat mengajar di kelas, Ika selalu mendekatkan diri dengan murid-muridnya, dan selalu ceria. Baginya, menjadi guru sekaligus menjadi ibu bagi siswa di sekolah. Karena para murid sering bercerita tentang kehidupan mereka di lingkungan rumah. Perhatian murid yang dirasakannya di SDN 06 sangat luar biasa.

“Sampai saat ini saya masih membayangkan bagaimana murid saya setelah selesai SD, apakah masih ingat saya atau tidak,” ujarnya.

Mulai Menjadi Fasda Tanoto Foundation

Ika Indriani memulai menjadi Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation pada 2018. Saat itu Ika mengikuti seleksi, tepatnya Fasilitator Pembelajaran SD. Hasil pengumuman, ada 10 orang guru dari pendaftar di seluruh SD se-kecamatan Kabupaten Batubara. Selanjutnya, Ika resmi ikut pelatihan pada Agusutus 2018 di Hotel Adimulia, Medan, mengikuti TOT MODUL! Pembelajaran Aktif bersama para Fasilitator Nasional Tanoto Foundation.

“Saya juga berbagi Praktik Baik bersama guru-guru SD dari kelas awal dan kelas tinggi di bulan November 2018. Seru, dan tak menyangka menjadi Fasilitator Daerah setelah berjalan program MODUL 1 di sekolah MITRA,” ungkapnya.

Diakui Ika, sekolah tempatnya mengajar saat itu merupakan Sekolah MITRA Tanoto Foundation. Bahkan, Kepala Sekolah bernama Sri Siswati menjadi bagian dari MBS binaan Tanoto Foundation hingga pensiun. Bimbingan dari Sri menjadi salah satu dorongan hingga menjadikan Ika menjabat kepala sekolah saat ini.

“Motivasi yang beliau berikan pada guru-gurunya menjadi penyemangat untuk kami menjadi pemimpin di satuan pendidikan,” ucapnya.

Tekun Menulis di Program Baik

Disebutkan Ika, saat ada Program Menulis Praktik Baik dari Tanoto Foundation, awalnya ia masih belum aktif menulis. Yang menjadi motivasi, saat Ika membaca buku-buku Praktik Baik Tanoto Foundation, dan ia mulai tergugah. “Ternyata menarik ya jika kita menjadi bagian dari buku tersebut.” sebutnya.

Ika mulai membuat tulisan Praktik Baik. “Sebenarnya saya ada beberapa materi yang akan saya buat tulisan, tetapi makin diulur-ulur jadi terbengkalai. Itupun dengan tekad, saya harus siapkan tulisan. Akhirnya kelar juga satu tulisan. Awal mula tulisan saya dibimbing oleh Tim Analisa yang sangat keren,” ungkapnya.

Bagi Ika, menulis memang asyik, menuangkan apa yang ada dipikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. Ika kemudian menjadi bagian grup penulis Praktik Baik hingga saat ini, saat dirinya menjadi Kepala Sekolah di UPT SDN 11 Perkebunan Siparepare. Tulisannya sudah 2 kali terbit.

“Saya sempatkan menulis di sela-sela saya santai di rumah, selesai menemani anak-anak di rumah. Putra saya yang masih TK suka melihat tulisan saya walaupun belum bisa membaca, tetapi anak-anak senang melihat gambar mamanya di lembar kertas koran,” tutur ibu dua orang anak itu.

Menurut Ika, anak-anak juga yang memberi semangat. Celoteh dan canda tawa anak-anaknya di rumah sering memberi inspirasi dalam menulis, dan berkarya untuk memajukan sekolah yang saat ini dipimpinnya. Ika menyadari, amanah harus dilaksanakan dan semangat juga harus semangat dalam menjalaninya.

“Alhamdulillah, saya telah lulus guru penggerak angkatan 3 yang menjadi program Menteri Pendidikan sekarang, yaitu Nadiem Makarim. Saya memenuhi syarat untuk menjadi kepala sekolah dengan sertifikat guru penggerak. Semoga selalu tergerak, bergerak, dan menggerakkan pendidikan yang lebih maju, khususnya di Batubara,” tandasnya.

(RZD/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi