Presiden RI Joko Widodo menghadiri Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2023, di Jakarta, Rabu (21/12) (ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)
Oleh: Guntur Adi Sukma
SUDAH selayaknya kita bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hingga berakhirnya tahun ini, negara dan bangsa kita bisa melaluinya dengan berbagai capaian positif dan kemajuan. Tetap terasa "berdarah-darah" biarpun tak seberat tahun lalu.
Walaupun tidak di semua aspek, tapi secara keseluruhan kondisi tahun ini lebih baik dibandingkan 2021. Terutama dalam tiga isu utama yang menjadi pengubah permainan (game changer) dalam negeri selama pandemi virus Corona 2019 (Covid-19): kesehatan, ekonomi dan stabilitas sosial kemasyarakatan.
Sempat mencemaskan hingga semester I 2022, ditandai oleh tingginya penularan dan penyebaran varian Omicron yang memicu gelombang ketiga, pemerintah akhirnya berhasil mengendalikan pandemi. Ini berkat kerja keras dalam melakukan vaksinasi massal hingga tahap ketiga (penguat/booster). Kini, kasus harian sudah sangat rendah. Kekebalan komunitas yang terbentuk, menurut hasil survei terakhir oalh dilakukan pemerintah, sudah di atas 98 persen. Indonesia bahkan sudah bersiap berubah status menjadi endemi.
Pemulihan berikutnya terjadi dalam aktivitas sosial kemasyarakatan. Mobilitas dan interaksi kian mendekati kenormalan prapandemi. Sebelumnya, kebijakan pembatasan kegiatan yang diberlakukan pemerintah sempat memicu protes dari banyak kalangan karena dinilai bisa menimbulkan problem ekonomi lebih buruk serta kesehatan mental individu dan publik. Beruntung, berbagai kekhawatiran itu tidak terjadi.
Keberhasilan pengendalian pandemi sekaligus pulihnya aktivitas sosial kemasyarakatan itu, berdampak positif bagi pemulihan ekonomi. Pada awal tahun, negara kita sempat terancam resesi. Namun, secara garis besar, pertumbuhan ekonomi kembali positif yang didorong oleh paduan peningkatan konsumsi masyarakat seturut meningkatnya aktivitas barang dan jasa, belanja pemerintah, berbagai kebijakan ekonomi seperti insentif, subsidi, bantuan dan keberuntungan akibat naiknya harga komoditas di pasar internasional.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diprediksi dalam kisaran 5,2 persen. Capaian yang jauh lebih baik daripada banyak negara yang sebagian masih tumbuh negatif akibat pandemi.
Meski demikian, tantangan 2023 tak kalah sulit. Dunia internasional masih terancam resesi dan berbagai krisis, terutama pangan dan energi yang salah satu pemicunya adalah perang Rusia-Ukraina yang belum diketahui kapan berakhir. Tahun depan diselimuti ketidakastian global.
Kita tidak lepas dari ancaman itu. Dalam globalisasi, perekonomian nasional sangat dipengaruhi kondisi ekonomi eksternal. Contoh, ekspor-impor. Kinerjanya sangat signifikan menentukan kualitas dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi nasional.
Dari dalam negeri, tantangan terhadap stabilitas ekonomi, politik dan sosial patut dicermati. Awal tahun, pertumbuhan biasanya melambat akibat rendahnya realisasi belanja pemerintah. Konsumsi rumah tangga mungkin serupa. Apalagi, sebagian program bantalan sosial pandemi akan dihentikan, misalnya untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Daya beli melemah akibat inflasi yang naik karena gejolak harga barang yang sudah mulai dirasakan saat ini.
Tahapan Pemilu 2024 yang telah dimulai juga berpotensi menimbulkan friksi, bahkan tak tertutup kemungkinan benturan antarmasyarakat yang berbeda pilihan dan aspirasi politiknya meski sama sekali tidak diharapkan. Di antara yang paling rentan menjadi pemicunya adalah penggunaan dan amplifikasi politik identitas. Apalagi, seperti disampaikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagian daerah dinyatakan punya indeks kerawanan tinggi.
Tanpa pengelolaan dan mitigasi yang terencana baik, terukur dan tepat, tidak tertutup kemungkinan kelindan berbagai tantangan dan ancaman itu bisa membuat Indonesia terperosok dalam problem kompleks dan berat, terutama dari aspek sosial ekonomi.
Tapi, kita optimis, rakyat dan pemerintah bisa menghadapi berbagai tantangan berat pada tahun depan. Kita memiliki pengalaman panjang dan berkali-kali untuk terus bangkit meski terjatuh. Berbagai krisis yang pernah melanda, akhirnya senantiasa bisa diatasi.
Kunci utama keberhasilan itu tak lain kukuhnya kolektivitas kita sebagai negara dan bangsa. Kita tetap merasa senasib sepenanggungan. Baik pemerintah dan rakyat, telah bersama-sama menunjukkan kemauan dan kesadaran untuk bekerja keras.
Rakyat masih selalu menunjukkan kepercayaan tinggi kepada pemerintah bahwa pemerintah telah dan akan bekerja sebaik mungkin untuk kepentingan negara dan bangsa. Sebaliknya, sejauh ini, pemerintah juga terlihat berusaha mengabdi kepada publik melalui program dan kebijakannya. Modal sosial politik inilah yang harus terus dijaga, dikelola dan ditingkatkan.
Lebih dari itu, sebagai masyarakat dan bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, kita selalu yakin dan optimis bahwa Tuhan senantiasa menolong kita. Kita percaya, bersama kesulitan akan ada kemudahan. Sejatinya, setiap problem juga menawarkan jalan keluar. Kita percaya, setelah kesulitan akan ada kemudahan. Tantangan tahun depan tidak kecil. Tapi, pasti akan bisa kita atasi bersama-sama. Sekali lagi, selalu ada harapan selama kita mau berjuang.
Selamat Tahun Baru 2023.
Penulis adalah Redaktur Pelaksana Analisadaily.com
(GAS/RZD)