Program Food Estate Padi Kalteng (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Kalteng - Ketua Umum Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) M Yadi Sofyan Noor, mengapresiasi program Food Estate di Kabupaten Pulang Pisau (Pupis) dan Kabupaten Kapuas di Kalimantan Tengah (Kalteng) sebagai sebuah program yang layak (visible) di tengah maraknya alih fungsi (konversi) lahan di Pulau Jawa.
"Sebagai informasi, KTNA terlibat dalam proses budidaya tanaman pangan di dua kawasan Food Estate di Kalteng tersebut. Food Estate di Pupis dan Kapuas," kata Sofyan, dalam keterangan diperoleh Rabu (18/1).
Kata dia, adalah sebuah niat visioner dan ikhtiar mulia membangun kawasan pangan terpadu.
“Saat meninjau ke lapangan, saya menyaksikan sendiri bahwa perkembangan food estate di Pulang Pisau dan Kapuas itu bagus sekali. Para petani di sana happy karena ada peningkatan produksi," tambahnya.
“Jaringan irigasi di sana memadai, dan akses jalan ke kawasan itu juga sudah bagus,” imbunya.
Lanjut tokoh nasional dan pertanian ini, dari sisi produksinya, kawasan food estate sudah hebat. Pada 2020 sudah dilakukan kegiatan intensifikasi di lahan seluas 30 ribu hektare, dan telah berhasil meningkatkan produksi sebanyak 49,8 persen dari tahun 2019.
Artinya, dari 2019 ke 2020 ada peningkatan produksi. Pada tahun 2021, intensifikasi pada lahan seluas 14.135 hektar berhasil meningkatkan produksi padi sampai 11,7 persen.
Secara agregat, tata produksi padi pada 2020 dari 2021 terjadi peningkatan 120.460 ton gabah kering giling (GKG) menjadi 163.728 ton GKG.
“Kalau peningkatan produksi GKG itu dikonversi dalam bentuk uang maka ada peningkatan sebesar Rp 818 miliar. Ini data berbicara yang kita memang kita ambil dari sana. Bukan data yang dibuat-buat atau mengada-ada,” tegasnya.
Dari data yang dikumpulkan KTNA nasional, ia menambahkan, kawasan food estate Kalteng yang sudah didukung jaringan irigasi mencapai 164.598 hektare. Itu terbagi yang fungsional seluas 85.456 hektare.
Adapun yang luas non fungsional seluas 79.142 hektare yang digarap dalam kurun waktu 2021-2022. Rehabilitasi irigasi untuk yang fungsional kurang lebih seluas 57.141 hektare. Sedangkan untuk lahan dengan kondisi irigasi agak bagus ada sekitar 28.315 hektare.
“Di sini sudah ada 85.456 hektare yang ada irigasinya. Kita anggap baik. Sehingga di daerah yang ini, kita lihat kemarin di lapangan, lebih banyak kegiatan intensifikasinya. Sedangkan yang non fungsional banyak dilakukan perbaikan irigasi, jalan usaha tani, dan lain-lain. Di wilayah ini, kita fokuskan pada kegiatan ekstensifikasi pertanian. Jadi sembari melakukan kegiatan tanam di lahan fungsional, kita melakukan perbaikan di lahan non fungsional,” tuturnya.
Berdasarkan peninjauan ke lapangan dan bertanya langsung kepada para petani di sana, KTNA menyimpulkan pengembangan food estate di Kalteng mampu meningkatkan efisiensi usaha tani serta mendorong intensifikasi dari perluasan usaha tani pangan, sehingga berdampak positif untuk peningkatan kapasitas produksi pangan dan pendapatan petani.
(KAH/RZD)