Dukung Ekonomi Masyarakat dengan Skema Kerjasama

Dukung Ekonomi Masyarakat dengan Skema Kerjasama
Dukung Ekonomi Masyarakat dengan Skema Kerjasama (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Toba Pulp Lestari mendukung peningkatan ekonomi masyarakat melalui berbagai kerja sama, termasuk di antaranya perhutanan sosial masyarakat, dan perusahaan tetap berkomitmen menjalankan operasional berpedoman pada ketentuan yang berlaku.

"Tidak hanya program konservasi, kami juga berupaya mendukung peningkatkan ekonomi masyarakat dengan berbagai skema kerjasama termasuk perhutanan sosial masyarakat," kata Direktur TPL Anwar Lawden, Jumat (20/1).

Kata Anwar, perusahaan merupakan pabrik manufaktur pulp yang berada di Desa Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara. Perusahaan tersebut saat ini memiliki konsesi di 12 kabupaten/kota.

"Mengusung visi 'Good for Community, Country, Climate, Customer and Company', TPL berkomitmen untuk memaksimalkan pengembalian kepada pemangku kepentingan dan berkontribusi kepada pembangunan sosial dan ekonomi di daerah," tuturnya.

Ia mengatakan, hutan tanaman industri merupakan hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan prinsip pemanfaatan yang optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumber daya alamiah serta dengan menerapkan prinsip ekonomi dalam pengusahaannya untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

Agar pembangunan HTI memberikan manfaat yang optimal bagi pembangunan wilayah maka dalam pelaksanaannya perlu mengikutsertakan masyarakat sekitar hutan. Apabila di dalam rencana pembangunan HTI terdapat hak-hak masyarakat, maka hak-hak tersebut diselesaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kebijakan dan komitmen TPL meliputi perlindungan dan konservasi hutan dengan mendukung konservasi inisiatif, konservasi keanekaragaman dan karbon. Ia menyambut baik dan mendukung diadakannya workshop mengenai HTI yang diadakan untuk para jurnalis tersebut.

"Saya berharap kegiatan ini dapat memberi pengetahuan dan wawasan mengenai dukungan perusahaan, dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi masyarakat, dan negara," ujarnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Simon Sidabukke mengatakan, pengusahaan hutan menjadi hal yang penting dilakukan. Hal ini untuk menunjang pengembangan industri hasil hutan dalam negeri agar memiliki nilai tambah dan devis.

"Juga meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas lingkungan hidup, memperluas lapangan kerja dan lapangan usaha. Namun, harus tetap berpedoman pada regulasi yang ada," pungkasnya.

Pembicara lainnya, Sustainability IC Team Leader TPL, Felix Guslin Putra, saat berbincang dengan jurnalis usai kegiatan mengatakan, TPL berkomitmen untuk tetap merawat koridor satwa dilindungi yang ada di dalam kawasan konsesi mereka.

Komitmen ini menjadi salah satu bagian dari upaya perusahaan penghasil bubur kertas tersebut untuk menjaga keberlangsungan lingkungan di areal operasi Hutan Tanaman Industri (HTI) yang mereka miliki.

"Kita ada program konservasi dan rehabilitasi yan dijalankan oleh departemen environment. Mereka sudah membuat plot-plot pada setiap sektor yang menjadi lokasi jelajah satwa seperti harimau maupun satwa dilindungi lainnya. Juga dipasang kamera trap untuk mengetahui satwa apa yang melintas disana, setiap 3 bulan mereka inventarisasi," terangnya.

Felix menambahkan, pada seluruh areal konsesi mereka selalu melakukan berbagai penilaian dalam menentukan program dan kebijakan berkaitan dengan keberlangsungan lingkungan. Penilaian tersebut dilakukan dalam dua kategori yakni kategori Nilai Konservasi Tinggi (NKT) dan Stok Karbon Tinggi (SKT).

"NKT itu kita lihat gimana ekosistem disana, apakah ada ekosistem langka, termasuk masalah sosial seperti makam apakah ada disana. Kalau SKT itu kita mengukur cadangan karbon disana. Ada metode penilaiannya itu," ucapnya.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi