Arsip foto - Petugas melakukan persiapan untuk pengiriman minyak goreng Minyakita yang telah dikemas dalam kontainer ke Indonesia bagian timur, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/8/2022) (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Analisadaily.com, Jakarta - Stok minyak goreng MinyaKita dipastikan akan mulai membanjiri pasar mulai Februari 2023, sehingga stok dan harganya bisa kembali normal, khususnya menjelang Ramadan dan Lebaran.
Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas). Pemerintah dan produsen minyak goreng siap meningkatkan tambahan suplai minyak goreng (migor) kemasan dan curah sebanyak 450 ribu ton per bulan selama tiga bulan yaitu Februari-April 2023.
“Mudah-mudahan dalam bulan Februari nanti, karena akan puasa dan Lebaran, mudah-mudahan sudah mulai membanjiri pasaran sehingga di pasar-pasar rakyat ini juga bisa normal lagi,” katanya usai serah terima Keketuaan ASEAN BAC dari Kamboja ke Indonesia di Jakarta, Senin (30/1).
Dilansir dari Antara, Selasa (31/1), MinyaKita adalah merek minyak goreng yang diluncurkan oleh Mendag Zulhas pada Juli 2022 sebagai produk yang bertujuan untuk menekan harga minyak goreng yang melambung tinggi.
Zulhas mengatakan, ada 2 alasan stok MinyaKita langka dan sulit ditemukan di pasaran. Pertama, yaitu karena semakin tingginya minat konsumen terhadap produk tersebut.
"MinyaKita sekarang menjadi tren. Semua orang carinya MinyaKita, karena MinyaKita yang dulu itu ada di pasar rakyat dalam bentuk curah, sekarang dikemas sudah bagus, sama dengan minyak-minyak premium. Dan bisa didapat di ritel modern, market modern, di mana-mana ada. Jadi semua orang, ibu-ibu, carinya MinyaKita," katanya.
Tingginya permintaan itulah yang menurut Zulhas membuat stok MinyaKita berkurang pasokannya di pasaran. Terlebih stok yang dijatah hanya sebanyak 300 ribu ton per bulan.
Di sisi lain, yang juga menjadi alasan kedua berkurangnya pasokan minyak adalah karena pasokan CPO dialihkan untuk produksi B35.
"Kita mengubah B20 menjadi B35. B20 menyedot CPO 9 juta ton. Begitu berubah jadi B35, tambah 4 juta ton jadi total 13 juta ton. (Kalau) ekspor sekarang agak melambat," katanya.
Zulhas pun memastikan stok yang berkurang di pasaran itu bukan karena kurangnya produsen.
"Bukan, karena sekarang semua cari MinyaKita. Barangnya bagus. Kualitasnya, high quality. Tapi harganya Rp14 ribu (per liter).Kalau premium hampir Rp20 ribu, ada yang Rp20 ribu lebih. Ini sama, harganya Rp14 ribu jadi dicari orang," katanya.
Oleh karena itu, dalam Rapat Evaluasi Pendistribusian Minyak Goreng Rakyat dengan produsen migor di Jakarta, Senin (30/1), pemerintah dan produsen migor akan meningkatkan pasokan minyak goreng program Domestic Market Obligation (DMO) sebanyak 450 ribu ton/bulan selama tiga bulan yaitu pada Februari-April 2023.
Peningkatan pasokan sebesar 50 persen dari DMO bulanan yang dialokasikan sebesar 300 ribu ton/bulan itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan migor menjelang puasa dan Lebaran yang kian meningkat.
Produsen migor juga telah menyatakan komitmennya untuk meningkatkan pasokan DMO migor di dalam negeri.
"Para pelaku usaha akan melaporkan realisasi di hari Jumat setiap minggunya dengan tembusan kepada Dirjen Perdagangan Dalam Negeri. Selain itu, pelaku usaha juga akan melakukan pembinaan kepada jaringan distribusi masing-masing agar HET (Harga Eceran Tertinggi) diimplementasikan dengan baik," katanya dalam keterangan tertulis.
(RZD)