PSMTI Sumut dan Medan Rayakan Cap Go Meh, Berharap yang Terbaik di Tahun Kelinci (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sumatera Utara (Sumut) dan PSMTI Kota Medan menggelar perayaan Cap Go Meh. Atraksi barongsai menjadi pembuka Cap Go Meh yang digelar di Kantor Sekretariat PSMTI, Jalan Pembangunan 1, Kota Medan, Minggu (5/2).
Cap Go Meh menjadi salah satu kebudayaan Tionghoa yang masih dilestarikan di Indonesia. Anggota DPR RI, Sofyan Tan, mengapresiasi perayaan tersebut, karena telah berkontribusi memperkaya kebudayaan bangsa. Menurutnya, kegiatan yang digelar PSMTI ini harus tetap dipertahankan dan dilestarikan, agar menjadi ajang budaya dan pariwisata.
"Cap Go Meh akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa. PSMTI menutup acara Imlek dengan harapan semua marga yang tergabung di dalam PSMTI hidup sejahtera, damai, banyak rezeki, dan diberikan kesehatan berlimpah," kata salah satu Pendiri PSMTI Sumut itu.
Sofyan Tan juga mengatakan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sudah memiliki agenda perayaan secara kebudayaan, dan Cap Go Meh merupakan salah satu budaya orang Tionghoa yang sudah mengakar di Indonesia. Salah satu yang terkenal adalah "Lontong Cap Go Meh", ini menjadi salah satu daya tarik kepada turis mancanegara yang datang ke Indonesia.
Maka dari itu, kata Sofyan Tan, Singkawang menjadi salah satu tempat yang selalu didukung dananya dari Kemeparekraf. Selain itu, Kemenpanrekraf juga mengakui festival budaya Tionghoa yang diselenggarakan pada hari ke-5 pada Imlek atas bekerja sama PSMTI dan Mitsu PSP, artinya negara mengakui perayaan budaya festival Tionghoa yang ada di Medan.
"Ke depan, Medan juga bisa menyelenggarakan kegiatan yang didukung Kemenparekraf, misalnya Ceng Beng, Bakcang, dan lainnya. PSMTI diharapkan bisa mengagendakan itu, sehingga semakin banyak turis asing yang datang ke Sumut," tuturnya.
Ketua PSMTI Sumut, Tongariodjo Angkasa Ginting menambahkan, PSMTI terus mempertahankan dan melestarikan kebudayaan Tionghoa dengan cara merayakannya. Dengan begitu, generasi penerus mengetahui perayaan kebudayaan Tionghoa sehingga "mengakar" di dalam diri masing-masing dengan tetap menghargai kebudayaan orang lain.
"Perayaan Cap Go Meh 2574 ini baru pertama kali diselenggarakan, meski sederhana namun bermakna. Saya mengapresiasi kepada seluruh panitia serta pengurus ataupun anggota PSMTI Sumut, Kota Medan ataupun Kecamatan dan Kelurahan yang bekerja sehingga terlaksana dengan baik," katanya didampingi Ketua Panitia, Solihin Chandra.
Tentunya, lanjut Tongariojo Angkasa, dengan adanya perayaan kebudayaan Tionghoa ini diharapkan semakin mempererat persahabatan seluruh marga-marga yang ada di PSMTI. Karena PSMTI adalah milik seluruh etnis Tionghoa.
"Semoga ke depan PSMTI semakin jaya dan dapat berkontribusi kepada negara Indonesia. Bukan hanya di bidang kebudayaan tetapi juga di bidang sosial dan lainnya," ucapnya.
Ketua PSMTI Kota Medan, Johan Tjongiran menambahkan, perayaan Cap Go Meh menjadi eksistensi PSMTI dalam mendukung kebudayaan Tionghoa. Harapannya, ini akan menjadi agenda rutin untuk ke depannya.
Johan juga berharap di tahun Kelinci ini, perekonomian Indonesia menjadi lebih baik lagi setelah beberapa tahun belakangan "digempur" pandemi Covid-19. Dengan begitu, masyarakat bisa bisa mencari nafkah dengan rasa aman dan tenang.
"Begitu juga dengan pandemi Covid-19 diharapkan benar-benar hilang dari muka bumi ini. Semoga PSMTI semakin maju dan semua sehat-sehat serya menjalankan segala kegiatan dengan baik," tandasnya.
(REL/RZD)