Resital Musik di Museum Tjong A Fie Perkaya Seni dan Kebudayaan

Resital Musik di Museum Tjong A Fie Perkaya Seni dan Kebudayaan
Seorang penyanyi, yang juga tenaga pendidik di Yayasan Pendidikan Nanyang, Fendy Lyn, melantunkan sebuah lagu di acara Resital Musik di Museum Tjong A Fie di Jalan Jend Ahmad Yani, Kota Medan, Rabu (8/2) (Analisadaily/Cristison Sondang Pane)

Analisadaily.com, Medan - Masyarakat dari beragam latar belakang pendidikan, keahlian dan juga usia muda hingga tua, beramai-ramai menghadiri resital musik yang digelar Konsulat Amerika Serikat dan Yayasan Pendidikan Nanyang di di Museum Tjong A Fie pada Rabu (8/2). Pertunjukan musik ini salah satu upaya dari mereka untuk memperkaya seni dan kebudayaan di Kota Medan yang sangat beragam.

Pejabat Konsulat Amerika Serikat untuk Kota Medan, Gordon S Church, mengatakan konser musik ini buah dari kolaborasi antara Amerika dengan Indonesia. Semakin menarik karena acaranya dibuat di Museum Tjong A Fie, yang sepuluh tahun lalu sudah menjalin kerjasama untuk melakukan restorasi sehingga tempat ini tetap terlihat baik.

“Senang sekali kita akan mendengarkan musik dan nyanyian yang dimainkan Fendy Lin dalam bahasa Inggris, Indonesia dan lagu-lagu Amerika serta Indonesia,” kata Gordon dalam konferensi pers di ruang tengah Museum Tjong A Fie, yang dihadiri Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, Laila Jamilah Lubis dan Cucu Tjong A Fie.

Gordon lanjut menjelaskan, kolaborasi bukan hanya di bidang musik, tetapi juga pendidikan, termasuk lomba Speech Competition dimenangkan Sekolah Nanyang Shi Hui, Cinta Budaya dan Medan Independent School, yang berlangsung Januari 2023.

Pejabat Konsulat Amerika Serikat untuk Kota Medan, Gordon S Church memberikan penghargaan kepada cucu Tjong A Fie, Mimi Tjong diacara Resital Musik di Museum Tjong A Fie, Rabu (8/2). Analisadaily/Cristison Sondang Pane
“Ini sebenarnya kerja sama yang baik dengan Dinas Pariwisata Sumatera Utara dan terima kasih juga atas dukungan dari Nanyang, Tjong A Fie karena kita bisa menggelar acara di situs bersejarah yang mewakili keberagaman yang di Kota Medan untuk pertama kali pasca Covid-19,” ujar Gordon.

Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia, semua aktivitas kebudayaan, wisata, pendidikan di Sumatera Utara tidak bisa bergerak bebas. Sehingga, ada banyak ruang-ruang kreativitas, baik untuk anak-anak muda maupun yang lain secara langsung sangat terpuruk.

“Tetapi dengan adanya pagelaran musik seperti ini dapat membangkitkan geliat, ekonomi kreatif dan dunia seni di Sumatera Utara, termasuk di Kota Medan. Panggung musik yang digelar di Museum Tjong A Fie, salah satu cagar budaya diharap semakin meningkatkan pariwisata,” kata Laila Lubis.

Pejabat Konsulat Amerika Serikat untuk Kota Medan, Gordon S Church, memberikan keterangan dalam konferensi pers terkait pagelaran kebudayaan yang dihadiri grup musik Beatbox House di Museum Tjong A Fie, Rabu (8/2). Cristison Sondang Pane
Di ruang utama situs bersejarah ini, puluhan tamu undangan duduk menyaksikan penampilan penyanyi seperti Fendy Lin, Brian Harefa bersama Shine Music dan Ayu Tampubolon. Secara bergantian ketiga penyanyi berbakat ini membawakan lagu dari berbagai daerah, seperti ‘Indonesia Pusaka’, ‘O ina Ni Keke’ dari Sulawesi Utara, ‘Kampuang nan Jauh di Mato’ dari Sumatera Barat.

Tidak itu saja, ada juga lagu khas Batak yaitu ‘Aut Boi Nian’, lagu dari Kepulauan Nias ‘Nagoyo Manase’, dan ‘This Land is Your Land’. Kemudian ‘When I Fall in Love’, ‘Country Road’, ‘New York’ sampai ‘America is Beautiful’.

Tur Beatbox House

Ayu Tampubolon melantunkan sebuah lagu di acara Resital Musik di Museum Tjong A Fie di Jalan Jend Ahmad Yani, Kota Medan, Rabu (8/2). Analisadaily/Cristison Sondang Pane
Konser kebudayaan ini juga dihadiri grup musik Beatbox House asal New York, yang sebelumnya konser ke di Padang, Padang Panjang, dan di Kota Medan, grup beranggotakan Chris Celiz, Gene Shinozaki, Amit Bhowmick, Kenny Urban dan Neil Meadow atau NaPom ini akan tampil di Pos Bloc di Jalan Putri Hijau pada Kamis (9/2).

Grup ini juga aktif memberikan lokakarya musik bagi para siswa di sekitar Kota New York dan mereka merangkul banyak genre, termasuk Hip-hop, EDM, Grime, Trap dan Rock.

“Kami sangat senang di sini, dan sudah melawat ke lima kota, seperti Jakarta, Tangerang, Bandung, Padang dan Medan. Kami bisa merasakan secara langsung dengan komunitas Beatbox, yang menurut kami sudah ada di mana-mana, termasuk Indonesia. Besok kami akan tampil, semoga semua teman-teman bisa hadir dan merayakan universalitas musik di Pos Bloc,” kata Celiz.

Para tamu menyaksikan kolaborasi Fendy Lin dengan Brian Harefa diacara Resital Musik di Museum Tjong A Fie di Jalan Jend Ahmad Yani Medan, Rabu (8/2). Analisadaily/Cristison Sondang Pane
Tur ini diprakarsai American Music Abroad dalam program duta musik yang disponsori Kementerian Luar Negeri AS dan ini juga menandai, bahwa AMA untuk pertama kalinya mengirimkan representasi dari komunitas Beatbox yang merupakan musik berasal dari Amerika Serikat dan dicintai di banyak negara.

Beatbox masuk ke Eropa pada akhir 1980-an sebagai salah satu dari lima pilar Hip-hop melalui tentara AS. Sejak itu, animo masyarakat Eropa dan Asia untuk genre ini semakin meningkat.

Di samping itu, Shinozaki, Celiz dan Bhowmick merupakan orang Amerika generasi pertama yang keluarganya masing-masing berasal dari Jepang, Filipina, dan Bangladesh. Mereka merupakan representasi dari keragaman budaya dan musik yang ada di Amerika Serikat.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi