Tausiah di Barus, Ma'ruf Amin: Islam Sebagai Penerang Umat Manusia

Tausiah di Barus, Ma'ruf Amin: Islam Sebagai Penerang Umat Manusia
Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma'ruf Amin menghadiri acara Barus Berselawat untuk Indonesia di Lapangan Merdeka Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Rabu (15/2). (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Tapanuli Tengah - Belasan ribu umat Islam berkumpul di Lapangan Merdeka, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Rabu (15/2) pagi, menghadiri acara Barus Berselawat untuk Indonesia, dipimpin Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin.

Pada kesempatan itu, Ma'ruf Amin, mengucapkan rasa syukur karena dapat kembali hadir di tempat mulia, masuknya Islam pertama di bumi Nusantara. Karena itu, acara yang memuliakan Nabi Muhammad SAW menurutnya sejalan dengan kehadiran Islam sebagai penerang bagi umat manusia.

"Nabi Muhammad adalah cahaya matahari, cahaya bulan dan cahaya di atas segala cahaya. Membawa manusia dari kegelapan kepada cahaya. Tetapi pemilik cahaya itu adalah Allah, yang diturunkan kepada Nabi dan juga diturunkan kepada para pewarisnya para ulama dan wali," jelas Ma'ruf.

Karenanya cahaya itu menurutnya, menjadi keutamaan bagi seorang alim ulama. Dibandingkan dengan ahli ibadah, ibarat seperti bulan purnama dengan bintang-bintang. Itulah yang terpancar di bumi Nusantara, dan pertama sekali dari Barus, memancar ke seluruh Indonesia.

"Islam adalah nur, memberikan cahaya kepada kita semua, supaya kita tahu mana yang baik mana yang tidak, mana yang hak dan batil," sebut Ma'ruf.

Apa yang terkandung di dalam Islam lanjut Ma'ruf, di antaranya kemaslahatan, keadilan, rahmat, hikmat, kesantunan, persatuan, keilmuan dan syariat, yang muaranya ada pada wujud pengelolaan bumi oleh manusia sebagai khalifah atau pemimpin di atasnya.

Kata syariat berarti bermakna keadilan Allah di antara hamba-hamba-Nya. Serta Rahmat bagi seluruh makhluk di muka bumi, di bawah naungan Allah.

"Jika merusak, membunuh atau menghancurkan, itu bukan syariat, walaupun dilabeli atas nama Islam," tegas Ma'ruf.

Nilai keislaman sebagai Agama yang Rahmatan Lil Alamin, tercermin dari sikap toleransi beragama yang ada di Sumatera Utara, khususnya di Barus sebagai pintu masuknya Islam ke Indonesia. Sehingga banyak pula orang-orang pintar bahkan ulama dari berbagai negara, datang ke Indonesia untuk belajar bagaimana bangsa ini menjaga kerukunan dan toleransi.

"Kalau dulu para ulama dan orang pintar dari Timur Tengah untuk mengajarkan Agama. Sekarang mereka datang untuk belajar Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Karena kita menjaga Islam seutuhnya, sebagai rahmat seluruh alam," tuturnya.

Untuk itu lanjut Ma'ruf Amin, berkah dari Allah, yang menurunkan Islam di Barus, perlu ada upaya menjaga nilai sejarah tersebut, tidak hanya sekadar mendirikan bangunan sebagai pengingat saja. Tetapi bagaimana menghadirkan monumen yang menginspirasi.

"Bukan monumen yang mati simbol, tetapi menginspirasi. Buatlah tempat pendidikan, pengajian, kalau perlu universitas, sebagai tanda titik nol peradaban Islam di Nusantara," kata Ma'ruf, sembari menyebut rencana tokoh nasional, Akbar Tanjung yang berencana mendirikan Universitas Islam di Barus.

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, mengungkapkan rasa syukur atas kedatangan tokoh yang tidak hanya sebagai Wakil Presiden RI, tetapi juga ulama, Kiyai besar di Indonesia.

"Kita datang ke sini, menghadiri acara ini. Kita kedatangan tokoh besar, seorang Kiyai. Saya sendiri merindukan beliau memberikan tausiah, dan saya berharap kita semua mendengarkan dengan baik. Kepada Bapak Wakil Presiden, selamat datang," katanya.

Kecamatan Barus, Tapteng kata Gubernur, menyimpan sejarah peradaban Islam pada masa abad ke-7 Masehi. Berbagai bukti di antaranya makam Syeikh Rukunuddin yang tertulis pada pusara, Wafat tahun 672 Masehi atau 48 Hijriyah.

"Menurut Buya Hamka, Islam ke Indonesia pada abad ke-7. Karena itu tepatlah kalau dikaji, Islam masuk dari Barus ini. Dan sedang disusun, dicari melalui napak tilas," ucapnya.

Kata Edy, di masa yang tidak jauh berbeda, juga datang tokoh agama Kristen bernama Nommensen, dimana para Aulia sudah hidup di daerah ini.

"Pada masa itu, toleransi sejak dulu sudah terjadi. Sehingga dari dahulu kami tidak ada persoalan dengan kerukunan umat beragama. Kalau ada yang mengatakan macam-macam, itu bukan orang Sumatera Utara," tegasnya.

Edy pun berharap Ma'ruf Amin memberikan tausiah yang dapat menjadi pengetahuan penting bagi umat, sekaligus referensi dalam menjalankan kehidupan, baik dalam beragama maupun berbangsa.
Ketua Umum Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI), Arif Rahmansyah Marbun, menyampaikan rasa terima kasih atas kedatangan Wapres beserta rombongan di Barus. Mengingat kawasan ini dahulunya adalah kota pelabuhan internasional yang disinggahi para pedagang dari belahan dunia, dengan berbagai etnis dan suku.

"Tidak dapat dipungkiri jika ekspedisi Islam juga dengan cepat masuk dan berkembang di sini. Keberadaan makam Aulia di Barus cukuplah menjadi bukti persemaian dakwah Islam di kota yang bertuah ini. Yang ingin kami sampaikan bahwa berdasarkan catatan sejarah, di samping sebagai Kota Aulia kota yang memiliki banyak makam Aulia di tanah Barus ini, juga pernah berdiri beberapa kesultanan," katanya.

Dengan kegiatan Barus Berselawat untuk Indonesia kata Arif, mereka berharap karunia dan kemuliaan serta cahaya keluhuran peradaban yang dibangun oleh para tokoh, tetap hidup dan menghidupkan. Serta dapat mengangkat kembali jejak perjalanan Islam di Barus, khususnya dan bumi Nusantara pada umumnya.

"Mari kita doakan negeri ini menjadi negeri yang tetap utuh dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Doa kami mudah-mudahan kita semua yang mengikuti acara ini dianugerahi rahmat yang istimewa dan semoga semua doa kita diijabah oleh Allah SWT sehingga kebersamaan kita di majelis ini membawa manfaat kebaikan dunia dan akhirat," pungkasnya.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi