Regional Head Sumatera Bank BTPN, Odik Purnama dan Communications and Daya Head Bank BTPN, Andrie Darusman (Analisadaily/Reza Perdana)
Analisadaily.com, Medan - Pulau Sumatera terutama Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masih memiliki potensi untuk menggaet nasabah pensiunan, meski bagi Bank BTPN sektor ini sedikit mengalami penurunan karena penerimaan Aparatur Sipil Negara (ASN) berkurang.
Hal itu dikatakan Regional Head Sumatera Bank BTPN, Odik Purnama, didampingi Corporate Communications Head Bank BTPN, Meta Rostiawati, saat berbincang dengan sejumlah media di Kota Medan, Sumut.
"Peluangnya masih bisa digarap. Apalagi, ini memang pasar unggulan BTPN. Portofolio BTPN itu 80 persen pensiunan. Sisanya, 20 persen mikro dan lainnya," kata Odik.
Disebutkannya, pertumbuhan Bank BTPN secara bisnis keseluruhan saat ini ada penurunan. "Ya, secara yoy ada penurunan, melihat kompetisi yang cukup kuat. Sebagian besar industri fokus menggarap program pensiunan," ujarnya.
"Bank BTPN tidak hanya sekadar melihat potensi bisnis saja, tetapi keterlibatan langsung dalam memberdayakan nasabah jadi kunci pertumbuhan kinerja bisnis prima dan berkelanjutan," sambungnya.
Disebutkan Odil, Bank BTPN memiliki 4 pilar program, yakni literasi keuangan, pengembangan kapasitas diri, peningkatan kapasitas usaha, dan kehidupan berkelanjutan.
"Kita ada Daya, yaitu program pemberdayaan yang terukur dan berkelanjutan. Program ini membantu pengusaha UMKM meningkatkan usahanya, melalui program khusus berdasarkan kurikulum tertentu," sebutnya.
Salurkan Pembiayaan Hijau
Communications and Daya Head Bank BTPN, Andrie Darusman menuturkan, pihaknya telah menyalurkan pembiayaan hijau sebesar Rp 6,7 triliun hingga 30 September 2022. Sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan lahan berkelanjutan menjadi yang dominan, yaitu sebesar Rp 3,1 triliun.
"Kami sudah menyalurkan Rp 6,7 triliun untuk membiayai kegiatan bisnis berkelanjutan seperti yang ditetapkan POJK 51/2017," terangnya.
Selain sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan lahan berkelanjutan, pembiayaan juga untuk kegiatan bisnis energi terbarukan sebesar Rp 1,9 triliun. Kemudian, efisiensi energi Rp 0,53 triliun, transportasi ramah lingkungan Rp 0,34 triliun, dan properti hijau Rp 0,76 triliun.
Pengguna Jenius
Sementara untuk pertumbuhan registered user atau pengguna yang terdaftar di Jenius hampir menembus 4,2 juta nasabah di 2022 secara nasional. Pengguna Jenius diharapkan terus tumbuh lebih baik lagi, karena memudahkan nasabah bertransaksi seperti para purnabakti.
"Jika selama ini mereka harus menunggu lama di bank untuk menerima uang pensiun maupun mengirim uang, setelah menggunakan aplikasi (Jenius) ini jauh lebih cepat. Kami terus memperkenalkan Jenius kepada nasabah baru," Andrie menandaskan.
(RZD/RZD)