General Manager Operations PTAR, Rahmat Lubis, dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI Sumatera Utara, Sakty Siregar menandatangani Berita Acara Serah Terima Aula SMAN 1 Batangtoru (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Batangtoru - PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe meresmikan aula terbuka SMAN 1 Batangtoru, Tapanuli Selatan, Senin (6/3) melalui penandatanganan prasasti oleh General Manager Operations PTAR, Rahmat Lubis, Kepala SMAN 1 Batangtoru, Zuhdi Pulungan, dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI Sumatera Utara, Sakty Siregar.
PTAR mengucurkan anggaran hingga Rp 732 juta untuk membangun fasilitas aula ini, yang sudah diserahterimakan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, diwakili Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI, dan akan digunakan sebagai sarana pendukung pembelajaran dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
General Manager Operations PTAR, Rahmat Lubis mengatakan, pihaknya berkomitmen kuat untuk memperluas akses pendidikan berkualitas serta mempercepat penyediaan layanan pendidikan melalui berbagai program, salah satunya peningkatan sarana dan prasarana sekolah. SMAN 1 Batangtoru menjadi salah satu sasaran karena sekolah yang berdiri sejak 1983 tersebut satu-satunya SMA di Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru. Jumlah siswanya saat ini sebanyak 638 orang.
"Kami ingin berbuat sebanyak mungkin di sektor pendidikan. Pembangunan aula adalah satu satu bagian kecil kontribusi kami dalam memajukan dunia pendidikan di Batangtoru dan Muara Batangtoru. Harapannya, aula ini bisa membuat anak-anak lebih nyaman dan fokus menjalani harinya di sekolah," kata Rahmat, dalam keterangan Rabu (8/3).
Aula seluas 160 meter persegi itu dibangun selama 3 bulan oleh PTAR lewat kontraktor lokal yang diseleksi melalui proses tender. Setelah serah terima aula dilakukan, pengelolaan, perawatan, dan penggunaan aula sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak SMAN 1 Batangtoru.
"Terima kasih sudah memberi kami kesempatan untuk berkontribusi. Tolong ajak kami lagi jika ada ide-ide kreatif yang bisa memberi efek positif, karena bagi kami penting memastikan anak didik saat ini lebih maju dari generasi sebelumnya," ujar Rahmat.
PTAR memiliki komitmen kuat dalam bidang pendidikan seperti tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan dan Keterlibatan Masyarakat 2021, mengikuti pedoman pelaksanaan yang diterbitkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). PTAR memenuhi persyaratan ini melalui pengembangan Rencana Induk Pengembangan dan Pelibatan Masyarakat periode 2018 hingga masa penutupan tambang.
Salah satu program prioritas yang harus dilakukan sesuai Rencana Induk Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) ini yakni pendidikan, dengan fokus pada peningkatan percepatan mutu dan pelayanan pendidikan.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI Sumatera Utara, Sakty Siregar, memberikan apresiasi atas sumbangan PTAR berupa aula SMAN 1 Batangtoru yang dapat dijadikan sebagai sarana pelajar mengembangkan diri.
"Bangunan ini wajib dijaga. Kita juga perlu menjadi bagian dari sejarah dengan cara menghasilkan karya dari pemanfaatan aula ini. Jadi tidak hanya duduk saja di aula, melainkan harus ada karya atau hasil dari aula yang sudah dibangun oleh PTAR ini," kata Sakty.
Rumuskan PPM dengan Pemkab dan Masyarakat
Dalam merumuskan PPM Tahun Anggaran 2023 yang selaras dengan tujuan dan program pembangunan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Selatan, Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru serta masyarakat di lingkar tambang, akhir Januari silam PTAR mengadakan lokakarya dengan Pemkab Tapanuli Selatan.
Sebanyak 56 perwakilan dari 21 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan dinas terkait Pemkab Tapsel menghadiri “Workshop Sinkronisasi dan Integrasi Program PPM PTAR dan Pemkab Tapanuli Selatan.”
Workshop dibuka secara resmi oleh Asisten I Pemkab Tapanuli Selatan. Hamdan Zein Harahap, dilanjutkan dengan pemaparan program masing-masing oleh PTAR maupun Pemkab Tapanuli Selatan yang diwakili Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Chairul Rizal Lubis.
Workshop juga diisi dengan sesi diskusi dan tanya jawab untuk membahas semua usulan sinkronisasi dan kolaborasi program, serta diakhiri dengan presentasi hasil workshop. Selain itu, PTAR menjaring masukan dari Pemerintah Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru serta perwakilan masyarakat dari 15 desa lingkar tambang (
Directed Affected Villages/DAV).
Senior Manager Community PTAR, Christine Pepah mengatakan, dari kegiatan tersebut terjaring sejumlah masukan dan usulan program yang akan ditindaklanjuti dengan diskusi internal untuk difinalisasi ke pilar-pilar PPM.
"Beberapa usulan yang langsung dapat disinkronkan antara lain dari bidang pendidikan, kesehatan, pengembangan ekonomi, sosial budaya, pengelolaan lingkungan dan infrastruktur. Kami sangat mengapresiasi usulan dari para pemangku kepentingan dan masyarakat sekitar lingkar tambang, dengan harapan akan bermanfaat dan berarti bagi masyarakat," tutur Christine.
Usulan yang akan dimatangkan lebih lanjut di antaranya infrastruktur untuk fasilitas publik, rumah ibadah, akses tani dan masyarakat, sarana air bersih, serta irigasi. Sementara, di bidang kesehatan termuat usulan pencegahan dan penanganan stunting di masyarakat, di bidang pengelolaan lingkungan terdapat usulan pembinaan dan pilot pengelolaan sampah berbasis masyarakat, serta di bidang kemandirian ekonomi untuk pengembangan UMKM dan pelatihan.
Sepanjang tahun 2022 PTAR telah mengadakan setidaknya 72 kegiatan PPM, dengan jumlah penerima manfaat mencapai 30.565. Jika dibandingkan dengan tahun 2021, jumlah penerima manfaat PPM 2022 melonjak 47 persen.
Pemkab Tapanuli Selatan memberikan apresiasi positif atas terselenggaranya lokakarya dan sosialiasi PPM PTAR ini. Kepala Bappeda Tapanuli Selatan, Chairul Rizal Lubis mengatakan, PPM PTAR diharapkan dapat menyuntikkan pengetahuan ke desa-desa agar desa lebih adaptif dalam menangkap peluang pemberdayaan masyarakat.
"Harapannya, terjadi
transfer knowledge sehingga pengetahuan yang ada di Muara Batangtoru dan Batangtoru semakin meningkat, dan ketika PTAR berakhir masa operasinya masyarakat sudah mampu untuk mandiri dan mengembangkan diri," kata Chairul.
Harapan serupa juga disampaikan Camat Batangtoru, Mara Tinggi, yang menekankan perlunya keberlanjutan PPM yang dilakukan PTAR, khususnya di sektor UMKM, infrastruktur fisik, dan pemberdayaan desa.
Adapun, Plt. Asisten Administrasi Umum Setda Pemkab Tapsel, Sahrir Siregar, berharap agar workshop PTAR dengan Pemkab Tapanuli Selatan dapat menghasilkan skala prioritas program yang bisa didukung PTAR dan program yang dapat dilakukan masyarakat.
"Sehingga, betul-betul menyentuh kebutuhan masyarakat. Tidak berorientasi pada keinginan saja, tetapi lebih pada kebutuhan masyarakat, terutama masyarakat di lingkar tambang 15 DAV, baik di Batangtoru dan Muara Batangtoru," ujar Sahrir.
Kontribusi PPM PTAR terhadap masyarakat lingkar tambang dapat diukur secara akademis melalui studi Analisis Dampak Ekonomi dan Fiskal PTAR yang dilakukan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) bersama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (FEB USU) pada 2015.
Studi yang menyorot kondisi sosial ekonomi masyarakat di 10 desa lingkar tambang itu menunjukkan bahwa Tambang Emas Martabe memberikan kontribusi substansial terhadap laju perekonomian di Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Sumatera Utara.
Riset menyebut selama 2010 hingga 2015 PTAR telah berkontribusi terhadap penciptaan pendapatan rumah tangga di Kabupaten Tapanuli Selatan hingga Rp400 miliar atau sekitar Rp 66 miliar per tahun, serta berhasil menciptakan peluang pekerjaan sekitar 2.211 orang per tahun.
Sementara itu, total kontribusi PTAR terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Tapanuli Selatan mencapai Rp1,24 triliun dan terhadap PDRB Sumatera Utara sebesar Rp 4,7 triliun periode 2010-2015.
Selain kontribusi di bidang ekonomi dan fiskal, Tambang Emas Martabe berkontribusi positif terhadap peningkatan kualitas layanan kesehatan, pendidikan, pelatihan dan pengembangan kapasitas petani, kaum perempuan dan pemuda remaja serta pembangunan infrastruktur di 15 desa lingkar tambang untuk meningkatkan akses dan kualitas kehidupan masyarakat.
(REL/RZD)