Ilustrasi (Pixabay)
Analisadaily.com, Medan - Realisasi ekspor karet dari Sumatera Utara (Sumut) untuk pengapalan Februari 2023 menurun 7 persen menjadi 27.516 ton MoM dibandingkan Januari 2023.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo), Edy Irwansyah mengatakan, penurunan ini diutamakan karena perkebunan karet Sumut saat ini memasuki fase gugur daun yang berdampak pada penurunan produksi.
Gugur daun ini adalah gugur daun alami yang terjadi setiap tahun, mulainya berbeda di setiap daerah, pada Januari hingga Maret, dan berakhirnya juga bervariasi, Maret hingga April.
“Secara geografis ,PSumut terletak pada 1 derajat hingga 4 derjat Lintang Utara, dan 98 derajat hingga 100 derjat Bujur Timur,” kata Edy, Rabu (8/3).
Dijelaskannya, secara total, volume ekspor Januari hingga Februari 2023 sebanyak 61.305 ton atau menurun 7,4 persen pada periode yang sama tahun 2022.
Negara tujuan ekspor bulan Februari ada sebanyak 27 negara. Adapun 5 besar negara tujuan ekspor utama karet Sumut adalah, Jepang (30,1 persen), USA (20,6 persen), Turki (8,6 persen), China (7,9 persen), dan Kanada (6,5 persen).
Ekspor untuk pengapalan Maret 2023 diperkirakan masih stagnan karena kondisi bahan baku masih kurang. Dengan perkataan lain, bila ada peningkatan permintaan tidak dapat diimbangi dengan ketersediaan bahan baku karena produksi dari kebun karet yang ada di Sumut sebagian masih dalam fase gugur daun sehingga produksinya rendah.
“Harga TSR20 di bursa berjangka Singapura atau SGX pada 7 Maret sebebesar 139,1 sen AS per kg, atau naik 0,3 sen AS dibandingkan harga rata-rata Februari,” tandasnya.
(REL/RZD)