Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Organisasi Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi agama terbesar saat ini di Indonesia. Tidak hanya besar, namun dalam perjalanan sejarahnya NU telah menjadi bagian penting dalam perkembangan Indonesia.
"Dalam perjalanan selama satu abad, NU cenderung berkembang. Dari dulu isinya harus betul-betul orang yang ulama beneran, namun saat ini NU isinya sudah macam-macam. Tidak bisa kita haruskan lagi hanya orang ngaji yang merasa NU," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf saat berbicara pada Rakernas dan Konferensi Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama, di Kota Medan, Rabu (8/3).
Seiring perkembangan zaman, kata Gus Yahya agar NU semakin memberikan sumbangsih besar bagi masyarakat. Sumbangsih besar tersebut adalah berfikir tentang suatu hal yang mulia bagi masyarakat Indonesia kedepan.
"Tidak boleh hanya jadi organisasi canggih saja, karena kalau hanya berfikir begitu maka yang menerima maslahat hanya kaum elit. Sementara, massa rakyat yang luas akan terlalu lama menunggu untuk mendapat maslahat dari pegulatan NU. Agar jangkauan pergulatan lebih luas kita harus membangun format peradabat, dalam arti menyumbangkan sesuatu yang maslahat untuk peradaban Dunia," pungkasnya.
Untuk ini kata Gus Yahya, salah satu hal perlu dipikirkan yang perlu dipikirkan tidak hanya melulu seputar pergulatan untuk memenangkan politik, namun juga harus mencari format politik yang akan memberikan kemuliaan bagi bangsa.
"LPTNU tidak cukup hanya berlomba untuk menjadi yang terdepan dalam ilmu pengetahuan, namun juga berfikir bagaimana ilmu pengetahuan dapat memberikan kemuliaan bagi bangsa Indonesia. Hal ini harus dilakukan dengan senantiasa mengamalkan mandat akhlak mulia," pungkasnya.
(JW/CSP)