Ketua Dewan Dakwah Aceh Prof Dr Muhammad saat melepaskan dai dan daiyah Kafilah Dakwah Ramadhan ke daerah di pedalaman Aceh-Sumut di Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Minggu (19/3). (Analisadaily/Muhammad Saman)
Analisadaily.com, Aceh Besar - Dewan Dakwah Aceh bekerja sama dengan Forum Dakwah Perbatasan (FDP) mengirimkan sebanyak 17 da'i dan 17 daiyah yang tergabung dalam Kafilah Dakwah Ramadan 1444 Hijriah ke daerah di pedalaman Aceh dan Sumatera Utara.
Daerah tersebut tersebar di beberapa desa di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Singkil, Kota Subulussalam, Aceh Tengah, Aceh Timur dan Gayo Lues serta Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Pelepasan Kafilah Dakwah Ramadhan itu berlangsung di Komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh di Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Ahad malam (19/3/2021) oleh Ketua Dewan Dakwah Aceh Prof Muhammad.
Selama Ramadan 1444 Hijriah, mereka akan mengisinya dengan berbagai kegiatan dakwah dan ibadah. Di antaranya menjadi imam shalat tarawih, khutbah Jum’at dan ceramah Ramadhan.
Selain itu juga pelatihan TPA, pesantren kilat, Tahsin Al-Quran dan ceramah Idul Fitri serta kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.
“Berdakwah merupakan tugas para nabi dan rasul. Oleh karena itu perlu keikhlasan dan kesabaran. Dalam menjalankan misi dakwah ini, dimohon agar menjaga nama baik Dewan Dakwah dan juga semua kegiatan yang dilakukan untuk dapat didokumentasikan sebagai bahan laporan,” kata Prof Muhammad AR
Ia berharap dengan hadirnya dai dan daiyah yang merupakan mahasiswa Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh itu akan menambah semangat masyarakat tempatan dalam beribadah di bulan suci Ramadhan.
Direktur ADI Aceh, Dr Abizal Muhammad Yati mengucapkan selamat berjuang kepada para dai dan daiyah tersebut. Ia menambahkan Kafilah Dakwah Ramadan ini merupakan bagian dari program pembelajaran di lembaga ADI sebagai bentuk dakwah lapangan.
Sehingga nantinya mareka akan terbiasa dengan kondisi dan situasi di daerah.
“Kami berharap program tersebut dapat menjadikan para mahasiswa ADI sebagai daii yang sesungguhnya. Terlebih selama ini mereka hanya mendapatkan pemaparan materi berupa teori. Dengan berhadapan langsung bersama masyarakat, tentunya akan lebih banyak lagi ilmu dan pengalaman yang didapatkan,” kata Dr Abizal.
(MHD/CSP)