Perang di Ukraina, 5.000 Narapidana Rusia Dapat Pengampunan

Perang di Ukraina, 5.000 Narapidana Rusia Dapat Pengampunan
Arsip - Seorang pria berseragam kamuflase berjalan keluar dari PMC Wagner Center, yang merupakan proyek dari pengusaha dan pendiri kelompok militer swasta Wagner Yevgeny Prigozhin, saat pembukaan kantor di Saint Petersburg, Rusia, 4 November 2022. (ANTARA/REUTERS/Igor Russak/as)

Analisadaily.com, Moskow - Sekitar 5,000 narapidana Rusia telah mendapatkan pengampunan setelah menyelesaikan kontrak berperang di Ukraina dalam pasukan tentara bayaran Rusia, Wagner Group.

Wagner Group yang awalnya beranggotakan veteran tentara Rusia berpengalaman perang mumpuni, semakin menonjol dalam invasi Rusia ke Ukraina setelah angkatan bersenjata Rusia mengalami rentetan kekalahan besar di Ukraina.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (25/3), Prigozhin kemudian merekrut ribuan narapidana di penjara-penjara dengan menawarkan kebebasan kepada mereka asal bersedia ditugaskan di medan-medan tempur paling berbahaya di Ukraina.

"Saat ini, lebih dari 5,000 orang telah dibebaskan (dari penjara) atas pengampunan setelah menyelesaikan kontrak bersama Wagner," kata pendiri Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, yang merupakan tangan kanan Presiden Vladimir Putin, dalam rekaman suara via Telegram.

Hanya 0,31 persen narapidana yang mendapatkan pengampunan yang mengulangi kejahatannya, kata Prigozhin. Dia menyebut angka itu 10-20 kali lebih rendah dari indikator standar.

Prigozhin yang kadang kala dijuluki "Koki Putin" karena bisnis kateringnya yang sukses, adalah orang terkuat di antara sejumlah tangan kanan Putin karena dia kini mengendalikan tentara swasta yang merekrut perwira militer tinggi, bekas mata-mata dan juga narapidana.

Amerika Serikat melabeli Prigozhin sebagai oligarki. Orang ini sudah dijatuhi sanksi karena berusaha memengaruhi pemilu AS dan menyebarkan disinformasi Rusia di seluruh dunia.

Prigozhin, yang pernah mendekam di penjara selama hampir sepuluh tahun semasa Uni Soviet karena mencuri dan melakukan kejahatan lain sebelum berbisnis mulai 1990-an, mengaku memang berusaha mencampuri pemilu AS dan untuk pertama kalinya mengakui perannya dalam mendirikan Wagner Group.

Tentara bayaran ini juga bertempur di Libya, Suriah, Republik Afrika Tengah, dan Mali. Mereka mendaku diri sebagai tentara bayaran paling tangguh di medan tempur.

Organisasi itu juga menyangkal kritik Barat terhadap metode kerjanya yang kasar dan disiplinnya yang ketat, dengan menunjuk penggunaan jasa kontraktor militer swasta di seluruh dunia oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi