Ketua Dewan Pengurus Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (HAPSARI) Sumatera Utara, Lely Zailani (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (HAPSARI) Sumatera Utara melatih 120 Kader Perempuan binaan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dari empat desa di Kabupaten Labuhanbatu untuk ketahanan iklim dan ketahanan pangan rumah tangga.
Kepala Dinas PMD Labuhanbatu, Abdi Jaya Pohan, mengatakan ini kolaborasi program Pemberdayaan Masyarakat Desa, melalui Program Kampung Nutrisi Keluarga (Kampung Nusa) untuk Ketahanan Iklim dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga antara HAPSARI dengan Dinas PMD, yang telah menandatangani Nota Kesepahaman.
"Pelatihan Kampung Nusa dilaksanakan mulai tanggal 13-20 Maret 2023," katanya, Senin (27/3).
Sebelumnya, Henny Rahayu yang merupakan tim HAPSARI dari Serikat Perempuan Indonesia (SPI) Labuhanbatu, juga telah diminta oleh Kadis PMD untuk melakukan sosialisasi Kampung Nusa dalam Musyawarah Perencanaan pembangunan Desa, di 38 Desa di kabupaten Labuhanbatu.
Setelah sosialisasi tersebut, dilanjutkan dengan Pelatihan Kampung Nusa pada lokasi focus (lokus) di empat desa, yaitu Desa Pondok Batu, Perbaungan, Kampung Dalam dan Tanjung Siram yang juga merupakan desa-desa komunitas anggota SPI Labuhanbatu.
Abdi menjelaskan bahwa semua peserta pelatihan adalah perempuan yang merupakan pengurus dan anggota Dasa Wisma yang merupakan binaan atau kader-kader PKK Desa. Sedangkan penyelenggara pelatihan adalah Pemerintah Desa, yaitu Kepala Desa, dibantu oleh BPD dan PKK Desa. Tim Pelatih sepenuhnya dari HAPSARI Sumatera Utara.
"Selain bicara ketahanan iklim dan ketahanan pangan, melalui Pelatihan Kampung Nusa Kami juga merumuskan program untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang berbasis potensi desanya masing-masing, seperti pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan. Sehingga kami betul-betul minta kepada kepala desa untuk serius dalam penyelenggaraan pelatihan Kampung Nusa ini," tegasnya.
Pelatihan Kampung Nusa yang dilaksanakan masing-masing dua hari di setiap desa itu membahas beberapa materi mulai dari Gender dan Kepemimpinan Perempuan, Menggali Sejarah Desa, Analisa Potensi Desa, hingga menyusun Rencana Tindak Lanjut bersama di tingkat desa.
Ketua Dewan Pengurus HAPSARI, Lely Zailani yang menjadi narasumber dan fasilitator dalam pelatihan Kampung Nusa tersebut mengatakan bahwa, selain menanam untuk memperkuat ketahanan iklim dan strategi membangun ketahanan pangan, keempat desa yang menjadi lokus Kampung Nusa telah menemukan produk unggulan desanya masing-masing.
Desa Pondok Batu menetapkan rempah-rempah dan serai sebagai produk unggulan desa yang akan dikelola oleh Dasa Wisma dan PKK. Desa Perbaungan ubi kayu, Desa Kampung Dalam Pohon Matoa dan acara Suroan memperingati 1 Muharam sebagai potensi sosial budaya, serta Desa Tanjung Siram menetapkan rempah-rempah dan minuman tradisional bandrek sebagai produk unggulan desanya.
"Produk unggulan desa itu ditemukan setelah menggali sejarah desa, menggali potensi sumber daya desa, hingga melakukan analisa masalah dan solusinya. Kami mengapresiasi keseriusan Kepala Desa dan Dinas PMD dalam kolaborasi ini. Tapi kami juga berharap, baik Kepala Desa maupun Dinas PMD terus mengawal keberlanjutan program ini," harapnya.
(JW/CSP)