Ilustrasi - Ibadah (Pexels)
Analisadaily.com, Medan - Banyak nilai baik dan penting yang bisa diajarkan atau dilatihkan ke anak selama bukan puasa atau Ramadan. Salah satu yang utama ialah ibadah puasa yang memiliki banyak nilai filosofis kebaikan, terutama dalam hal mengontrol diri yang sangat butuh dilatih sedari dini.
Secara umum, tidak ada aturan baku untuk anak usia dini dalam kewajiban mengikuti ibadah puasa. Akan tetapi mereka bisa mulai berlatih berpuasa sesuai kemampuannya dan sangat perlu bantuan dan dukungan orang tua. Di antara langkah terpenting ialah mempersiapkan mental atau psikologis anak untuk berpuasa sesuai kemampuan fisik dan mental dan usia.
"Perilaku anak-anak tidak akan jauh dari yang dilakukan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Keluarga adalah elemen dasar dalam menancapkan psikologis anak. Kedekatan emosional anak dengan orangtua, saudara kandung adalah kunci dalam menggembleng mental anak. Bulan puasa merupakan momen yang harus dimanfaatkann keluarga dalam mendidik mental anak," ungkap Head Marketing Sari Murni Group, Bernando Pardamean, dalam siaran pers yang diterima Analisadaily.com, Jumat (31/3).
Ditambahkannya, pihaknya sangat mendukung adanya keterikatan kuat antara anak dan orangtua. Ini dibuktikan dengan mengadakan tantangan #PuasaBarengMomogi untuk mendukung orangtua mengajarkan anak berpuasa agar lebih menyenangkan. "Info selengkapnya bisa kunjungi Instagram mowmowlagi," ujarnya.
Sementara, psikolog Saskhya Aulia Prima MPsi, menyebutkan, bagi anak-anak tujuan utama berpuasa ialah merasakan rasa senang melewati Ramadan agar tumbuh cinta mereka dalam melewati semua proses ibadah yang dilakukan di bulan ini.
"Perbanyak diskusi, nonton, ataupun membaca buku-buku yang bisa membantu anak memahami keistimewaan bulan Ramadhan dengan menyenangkan sehingga semua yang mereka lakukan tanpa paksaan dan bertumbuh dari rasa cinta, seru, dan semangat dalam menjalani bulan Ramadhan," jelasnya.
Saskya Aulia Prima menambahkan ada beberapa persiapan yang bisa dilakukan untuk melatih anak berpuasa. Pertama, mulai mengenalkan anak tentang keistimewaan bulan Ramadan dengan menceritakan nilai-nilai atau kegiatan yang menyenangkan dan bisa dilakukan bersama-sama. Ini bisa dilakukan melalui diskusi, membacakan buku cerita, ataupun menonton video.
Kedua, melibatkan anak dalam kegiatan yang menyenangkan dalam menyambut Ramadan, misalnya mendekorasi rumah, memilih menu makanan selama bulan puasa, termasuk snack untuk sahur atau iftar yang disukai anak-anak.
Membuat "bucket list" aktivitas dan misi yang bisa dilakukan selama Ramadan. Agar lebih menyenangkan bisa dibuat poster dengan stamp atau sticker yang menandakan mereka sudah menyelesaikan misi-misi tersebut.
Contohnya jumlah hari berpuasa, berbuka dengan snack favorit, membantu menyiapkan sahur, melakukan sedekah, ngabuburit dengan melakukan hal yang mereka inginkan, shalat tarawih, dan sebagainya.
Berikutnya, mulai pelan dan perlahan untuk durasi berpuasa anak. Bagi yang sudah lebih besar rata-rata sekitar 7-9 tahun bisa mencoba untuk melakukan setengah hari berpuasa, usia di bawahnya bisa hanya beberapa jam saja.
"Berikan anak dukungan emosional saat menahan lapar, haus, bosan, dan rasa kesal. Bantu anak untuk lebih merasa nyaman dan mencari kegiatan distraksi untuk membantu mereka menjalankan latihan berpuasa, misalnya bermain board games, jalan-jalan, dan lain-lain," jelasnya.
"Jangan lupa, pujilah proses anak selama melakukan usaha berlatih berpuasa," saran Saskya seraya menambahkan, agar mengajak anak untuk membuat rencana Idulfitri atau Lebaran untuk menambah semangat menjalani dan melewati Ramadan.
(GAS/RZD)