Sekjen Kemenag: Tagline Haji Ramah Lansia Jangan Hanya Sebatas Slogan

Sekjen Kemenag: Tagline Haji Ramah Lansia Jangan Hanya Sebatas Slogan
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof Nizar Ali (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof Nizar Ali menegaskan, tagline haji ramah lansia jangan hanya sebatas slogan, tetapi harus bisa diwujudkan layanan nyata di lapangan.

Hal itu disampaikan pada penutupan Bimtek terintegrasi dengan Kementerian Kesehatan PPIH Arab Saudi, di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Minggu (16/4).

"Ini jangan hanya slogan, petugas haji harus benar-benar melaksanakan sepenuh hati," katanya.

Apalagi, data Siskohat 65.802 jemaah lansia, dari 204.065 ribu, masih ada tidak saja lansia tapi berisiko tinggi. 32 persen semua lansia, belum lagi yang risti. Untuk itu, baik Kemenag dan kemenkes serta petugas PPIH perlu kerja sama yang solid.

"Dulu layanan konsumsi, akomodasi, transportasi, sekarang ada tambahan layanan lansia. Tidak berarti serahkan layanan kepada petugas lansia saja, tapi semua harus ada totalitas. Harus ada konsolidasi dan sinergi. Kalau petugas lansia overload, wajib hukumnya yang lain membantu. Tugas utama tupoksi, tugas tambahan membantu bidang yang lain," terangnya.

Apalagi indeks kepuasan jemaah haji sangat tinggi, tapi harus meningkatkan indeks pelayanan. Melalui Bimtek ini harus ada komitmen, sudah dibacakan ada ikrar maklumat, apabila tak bisa melayani dengan baik akan menerima sanksi.

Memiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi tanpa membeda bedakan, prinsip keadilan harus dipegang teguh dalam prinsip pelayanan tahun ini.

“Kerja sama dalam semua lauanan dengan tetap menjaga nama baik bangsa Indonesia. Jangan sampai mengganggu ketertiban umum, yang akhirnya ditangkap. Apalagi yang ditangkap petugasnya," ujarnya.

Problem lain, bapak ibu harus punya hati yang legowo. Jangan sampai marah kepada jemaah. Jangan respons marah. Ini penting,” tegasnya.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendrio Susilo menjelaskan, lonjakan angka kesakitan dan kematian haji puncaknya masa arofah muz mina, masa menurun 2 minggu setelah armuzna.

“Ini titik kritis agar angka kesakitan dan kematian bisa ditekan. Apalagi tahun ini persentase jemaah lansia lebih banyak. Saya amanahkan kepada petuigas haji Arab Saudi untuk mengimplementasikan pembekalan ini untuk menurunkan angka kematian,” sebutnya.

Direktur Bina Haji Kemenag RI, Arsad Hidayat, mengusulkan kepada Menag agar peserta Bimtek dapat diangkat menjadi PPIH Arab Saudi 1444 H/2023. Di mana 1.234 peserta, 928 dari Kemenag dan 306 dari Kemenkes.

“Dilaporkan terdapat satu orang peserta Bimtek dirawat karena kecelakaan. Alhamdulillah sudah sembuh dan pulih, dan ikuti Bimtek lagi sampai selesai,” pungkasnya.

(KAH/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi