Gen Z Wajib Paham Perencanaan Keuangan

Gen Z Wajib Paham Perencanaan Keuangan
Director of Marketing & Orbit Jobs Windy Anindya Putri (paling kiri), Chief Programs Officer Orbit Future Academy Ravi Menon, menerima secara simbolis sertifikat dari Vice President Director Tokio Marine Life Shunzo Nagahama, Compliance Director Tokio Mar (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Tokio Marine Life bekerjasama dengan Orbit Future Academy mengadakan sosialisasi dan pelatihan kepada para pelajar atau mahasiswa dari kampus merdeka mengenai pemahaman perencanaan keuangan sejak dini. Hal itu dilakukan mendukung program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan sasaran prioritas literasi dan inklusi keuangan tahun 2023.

Tokio Marine Life bekerjasama dengan Orbit Future Academy mengadakan sosialisasi dan pelatihan kepada para pelajar atau mahasiswa dari kampus merdeka mengenai pemahaman perencanaan keuangan sejak dini. Hal itu dilakukan mendukung program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan sasaran prioritas literasi dan inklusi keuangan tahun 2023.

Acara sosialisasi itu dilanjutkan dengan acara buka puasa bersama di kantor Tokio Marine Life, International Financial Center, Sudirman, Jakarta, Senin (17/4). Acara ini turut dihadiri Chief Programs Officer Ravi Menon, Director of Marketing & Orbit Jobs Windy Anindya Putri, dan Head of Human Resources dari Orbit Future Academy Martha Manurung, serta jajaran direksi Tokio Marine Life Vice President Director Shunzo Nagahama, Agency Director Sudyawi Sahlan, dan Compliance Director Florence Army.

Life Vice President Director Shunzo Nagahama mengatakan berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada 2021, 60% Generasi Z (Gen Z) termasuk pada penilaian kelompok responden dengan literasi digital tinggi. Sedangkan, menurut studi dari Deloitte tahun 2022 menemukan bahwa hampir setengah dari Gen Z (46%) di dunia membiayai kebutuhan hidup dari uang gaji dan khawatir mereka tidak akan mampu menutupi pengeluaran mereka.

Dijelaskan, studi yang sama menemukan bahwa lebih dari seperempat Gen Z (26%) di dunia tidak yakin dapat pensiun dengan nyaman. Artinya perilaku keuangan Gen Z masih lebih fokus pada kebutuhan saat ini saja tanpa memperhitungkan kebutuhannya nanti di masa depan.

“Padahal para Gen Z ini nantinya diharapkan bisa menjadi titik tumpu kemajuan sebuah bangsa, untuk itu sangatlah penting membekali para Gen Z ini dengan berbagai keahlian, termasuk literasi keuangan,” jelas Nagahama.

Pada kesempatan itu, Chief Programs Officer Ravi Menon menjelaskan bahwa teknologi digital berpengaruh signifikan terhadap perilaku sehari-hari Gen Z. Realitas ini membuat mereka memiliki gaya hidup dinamis dan terus mengikuti tren, dengan tingkat literasi digital yang baik.

“Di sisi lain, terkadang realitas ini membuat mereka sulit mengatur dan mengelola keuangan dengan bijak. Padahal, titik tumpu kemajuan sebuah bangsa, terutama di bidang perekonomian, sangat diharapkan dari keahlian, pengetahuan dan pengalaman generasi mudanya yang saat ini diperankan oleh Gen Z,” pungkas Ravi Menon.

Head of Human Resources dari Orbit Future Academy Martha Manurung mengakui bahwa Orbit Future Academy antusias menyambut kerjasama dengan Tokio Marine Life. Saat ini, katanya, fokus untuk meningkatkan nilai guna para mahasiswa bagi dunia industri melalui berbagai kegiatan pendidikan, pelatihan keterampilan, dan praktik kerja dalam konteks Magang Bersertifikat Kampus Merdeka (MBKM).


“Sehingga Gen Z kelak benar-benar siap kerja setelah lulus. Di sisi lain, kami juga melihat betapa pentingnya Gen Z sejak dini memahami ilmu dan perencanaan keuangan, karena ini tidak diajarkan di mayoritas kegiatan akademik mereka di kampusnya masing-masing. Kami berpengharapan besar, melalui program bersama Tokio Marine Life ini, kami dapat berperan nyata bagi pengurangan kesenjangan literasi keuangan generasi muda bangsa Indonesia, khususnya Gen Z,” ujar Martha Manurung.

Dalam perilaku keuangan, memang sangat erat hubungannya dengan literasi keuangan, karena literasi keuangan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengelola keuangan dengan tujuan mencapai kesejahteraan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pada tahun 2022 indeks inklusi keuangan sudah mencapai 85,10% dan indeks literasi keuangan 49,68%.

Namun, masih perlu ditingkatkan sehingga gap antara inklusi dan literasi keuangan tidak terlalu besar yang saat ini masih mencapai 34%. Di mana sasaran prioritas literasi dan inklusi keuangan tahun 2023 ini salah satunya adalah pelajar/mahasiswa. Untuk itu, peningkatan literasi keuangan para pelajar/mahasiswa ini perlu terus digerakkan bersama-sama oleh semua kalangan termasuk para akademisi/pengajar.

Compliance Director Florence Army juga turut menambahkan, bahwa komitmen perusahaan dalam melakukan literasi keuangan kepada masyarakat Indonesia secara umum sesuai dengan amanah regulasi dari OJK melalui berbagai program edukatif khususnya kepada para pelajar atau mahasiswa dan generasi muda agar dapat memahami serta mulai memperlakukan, mengatur, dan memanfaatkan sumber keuangan dalam kehidupannya sehari-hari dengan bijak.

“Generasi muda juga diharapkan dapat memahami penggunaan produk teknologi keuangan digital dengan tepat. Teknologi yang terus berkembang pesat dan digunakan dengan tepat, terbukti dapat menjadi bekal penting bagi generasi muda yang kelak akan segera memasuki ke dunia kerja,” jelasnya.

(REL/BR)

Baca Juga

Rekomendasi