Brasil Berjuang Melawan Rasisme di Luar Negeri

Brasil Berjuang Melawan Rasisme di Luar Negeri
Menteri Kesetaraan Ras Anielle Franco saat upacara peresmian di Istana Planalto di Brasilia, Brasil, pada 11 Januari 2023. (Reuters/Adriano Machado)

Analisadaily.com, Lisbon - Pejabat pemerintah dari Brasil menggunakan kunjungan pertama presiden mereka ke Eropa sejak terpilih untuk meningkatkan kesadaran dan melawan diskriminasi rasial yang dihadapi komunitas Brasil di Portugal dan di tempat lain.

Menteri kesetaraan ras Brasil, Anielle Franco, salah satu pejabat yang melakukan perjalanan bersama Presiden Luiz Inacio Lula da Silva. Misinya adalah membawa diskusi tentang rasisme ke meja perundingan.

"Kami tidak akan dapat menyelesaikan masalah 523 tahun hanya dalam satu kunjungan, tetapi saya harap kami dapat bergerak maju karena itulah mengapa kami ada di sini," kata Franco dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, merujuk pada penindasan selama berabad-abad yang dihadapi oleh orang kulit hitam.

Franco adalah saudara perempuan Marielle Franco, seorang anggota dewan kulit hitam di Rio de Janeiro yang memperjuangkan keadilan rasial dan ditembak mati pada tahun 2018.

Saat terpilih, Lula mengatakan dia bertujuan untuk menyerang rasisme dan warisan perbudakan Brasil. Kapal Portugis membawa hampir 6 juta orang Afrika yang diperbudak ke dalam perbudakan. Sebagian besar pergi ke Brasil.

Kelompok hak asasi manusia terkemuka Eropa sebelumnya mengatakan Portugal harus menghadapi masa lalu kolonialnya dan perannya dalam perdagangan budak transatlantik untuk membantu memerangi rasisme dan diskriminasi di negara itu saat ini.

"Mari membangun masa depan tanpa melupakan hutang masa lalu. Mari membangun masa depan di mana kerja sama saling menguntungkan antar negara untuk mencari keadilan dan reparasi," tulis Franco di Instagram.

Dalam sepucuk surat yang ditujukan kepada Lula pada Minggu, asosiasi migran Casa do Brasil yang berbasis di Lisbon mengatakan kasus diskriminasi terhadap warga Brasil di Portugal sedang meningkat.

Sebuah studi oleh Casa do Brasil menunjukkan 91 persen warga Brasil di Portugal, sebuah komunitas berpenduduk sekitar 300.000, menghadapi semacam diskriminasi dalam akses ke layanan publik.

Franco bertemu dengan menteri urusan parlemen Portugis Ana Catarina Mendes pada hari Sabtu untuk membahas kebijakan untuk mengatasi ketidakadilan rasial.

Kedua pemerintah menyepakati strategi nasional untuk memerangi rasisme.

"Kita harus mewujudkannya," kata Franco.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi