Prospek dan Tantangan UMKM di Era Disrupsi Teknologi

Prospek dan Tantangan UMKM di Era Disrupsi Teknologi
Ngobrol Bareng Legislator “UMKM Go Digital: Prospek dan Tantangan di Era Disrupsi Teknologi” (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Di era revolusi industri sekarang ini, kehidupan masyarakat tidak luput dari teknologi serta media digital. Teknologi yang semakin pesat telah memberikan berbagai manfaat dan berbagai prospek yang ada bagi UMKM di Indonesia. Di era disrupsi teknologi pentingnya meningkatkan perekonomian khususnya UMKM di Indonesia agar semakin meningkat.

Founder Balairung Literasi Digital Indonesia, Nuning Rodiyah menyampaikan bahwa Indonesia pengguna internet mencapai 212,6 juta (77%) dan pengguna media sosial mencapai 167 juta (60,4%) dari populasi 276,6 juta penduduk. Sehingga, dengan data tersebut media digital dapat dimaksimalkan dan dimanfaatkan dengan baik oleh UMKM yang ada.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada triwulan IV 2022 tercatat tetap tinggi yaitu 5,01%. Perekonomian Indonesia tahun 2022 dihitung berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku sejumlah Rp 19.588,4 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp 71.030.850 atau US$4.783,9. Selain itu, sisi lapangan usaha pada triwulan I 2023 mencatat pertumbuhan positif, terutama ditopang oleh industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta pertambangan dan penggalian.

“Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2023 ini diprakirakan tetap kuat pada batas atas kisaran 4,5-5,3% didorong oleh perbaikan permintaan domestik dan tetap positifnya kinerja ekspor,” ucap Nuning, dalam ngobrol bareng legislator, Senin (22/5).

Jumlah UMKM di Indonesia sebanyak 65,5 juta jauh lebih besar daripada Thailand yang hanya 3,1 juta dan Malaysia 1,2 juta. Perkembangan yang dialami UMKM Kuliner setelah munculnya delivery online 2022 pendapatan meninhgkat 88,4%, jangkauan pelanggan 82,8%, jumlah orderan 82,7%, jumlah pelanggan 81,6%.

Fokus Partner2Connect ITU memupuk konektivitas yang bermakna melalui digital yakni Acces;kesiapan infrastruktur digital ,tingkat keterjangkauan harga bulanan langganan, dan keamanan. Adoption; Skills kemampuan untuk memahami, menggunakan, dan mengonfigurasi teknologi digital untuk keterlibatan partisipatif, digital inclusion ramah digunakan, dan di akses semua kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, Relevant/local content and services kegagalan untuk menyesuaikan konten dengan realitas dan karakteristik lokal, penggunaan alat dan sistem monolitik yang mencegah, berdampak negatif pada pengembangan konten dan layanan lokal.

Value Creation (Membangun Ekosistem Digital); mempercepat transformasi digital masyarakat melalui pendekatan menyeluruh ekosistem yang memupuk kewirausahaan, inovasi, start-up, UKM, perdagangan, dan penciptaan lapangan kerja, melalui kebijakan kolaboratif dan praktik regulasi yang didukung oleh data.

Accelerate; Innovative financing (sistem pembiayaan yang variatif), Project viability (lingkungan proyek harus memiliki stabilitas dan kontinuitas yang kuat. Setiap perubahan baik dalam hal hukum, peraturan atau lingkungan politik akan mempengaruhi kelangsungan hidup proyek), Investor constellation(metode investasi tradisional harus dilihat kembali dan dinilai kembali beberapa faktor yang menjadi pertimbangan).

Selanjutnya, Senior Lecturer, Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB, Sahara memaparkan munculnya pandemi Covid-19 lalu mempercepat laju digitalisasi di dunia dan Indonesia. Pertumbuhan perdagangan digital di Indonesia yakni Ekonomi Digital Indonesia (EDI) memiliki nilai sebesar Rp 632 triliun, dengan kontribusi mencapai 18 persen bagi pembentukan PDB. Serta kontribusi Indonesia pada pasar digital ASEAN di tahun 2025 diperkirakan mencapai 42%. Dan berdasarkan data e-conomy SEA 2020, ekonomi digital di Indonesia pada tahun 2020 mengalami pertumbuhan sebesar 11% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Pengguna E-Commerce di Indonesia merupakan yang tertinggi di Dunia pada tahun 2021 menurut survey We Are Social. Dimana hal ini merupakan potensi pasar yang sangat besar bagi UMKM di Indonesia,” tutur Sahara.

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan data KemenKopUKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai Rp 8.573,89 triliun.

“Dalam pemanfaatan internet, sebagian besar industri mikro dan kecil di Indonesia belum memanfaatkannya untuk mendukung dalam mengelola usahanya. Selain itu, keterlibatan generasi muda sangat penting untuk mendukung perkembangan ekonomi digital di Indonesia,” tambah Sahara.

Selain itu, pemerintah diharapkan dapat membangun jaringan infrastruktur internet terutama di wilayah terpencil (remote area) dan memberikan literasi digital kepada masyarakat terutama kepada para pelaku UMKM agar ketrampilan digital meningkat sehingga dapat mendukung serta melakukan kegiatan ekonomi yang lebih produktif.

Anggota Komisi I DPR RI, Prof Sjarifuddin Hasan, menyatakan bahwa perkembangan APBN tiap tahunnya semakin tinggi. Dimana semakin tinggi dana APBN maka semakin banyak pengalokasian, sehingga potensi pertumbuhan ekonomi semakin naik.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut badan pusat statistik pada tahun 2004-2014 rata-rata sebesar 5,69%, tahun 2005-2022 rata-rata pertumbuhan sebesar 3,99%.

Lalu, pertumbuhan PDB perkapita rata-rata pada tahun 2004-2014 sebesar 11,1% dan pada tahun 2005-2021 sebesar 3,3%. Akan tetapi, tingkat pengangguran sekitar 5,13% relatif tinggi sehingga harus dikurangi. Selain itu, kemiskinan selama 8 tahun, penurunan kemiskinan kurang dari 1%.

Dalam akhir webinar, Sjarifuddin berpesan, “Setiap individu atau setiap orang harus berani menentukan dan membuat carier planning sendiri dengan memanfaatkan opportunity yang ada. Lebih bagus menciptakan pekerjaan daripada mencari pekerjaan. Sehingga nantinya dapat membantu pemerintah mengurangi pengangguran dan meningkatkan perekonomian.”

Pentingnya menggunakan teknologi digital dalam meningkatkan UMKM di Indonesia disertai dengan meningkatkan jiwa entreprener dan SDM masyarakat. Sehingga, meningkatkan prospek dan pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi