Tumbuhkan Karakter Pancasila pada Siswa melalui Gelar Karya Hasil Belajar

Tumbuhkan Karakter Pancasila pada Siswa melalui Gelar Karya Hasil Belajar
Tumbuhkan Karakter Pancasila pada Siswa Melalui Gelar Karya Hasil Belajar (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Kisaran - Salah satu komponen dari kurikulum merdeka belajar adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, atau biasa disebut P5. Dengan mengambil tema “Bangunlah Jiwa dan Raganya”, yang telah dipelajari dari awal semester genap 2023, siswa kelas VII-1 sampai VII-6 UPTD SMPN 5 Kisaran sampai pada tahap akhir menggelar karya proses hasil belajar, Rabu (31/5), di halaman sekolah.

Gelar karya siswa berupa produk makanan dan kerajinan. 4 kelompok setiap kelas mempersiapkan produk yang akan dijual di stand masing-masing, dengan mengundang orang tua siswa dan warga sekolah. Setiap produk dipresentasikan secara langsung, dengan menjelaskan proses bahan baku hingga menjadi produk jadi.

Acara dibuka Kepala Dinas Pendidikan Asahan, Supriyanto, dihadiri oleh tim Tanoto Foundation, Jeffrey Jeo, Regional Coordinator, Yusri Nasution, Lead Program PINTAR, dan Mutazar, External Affair, ditandai dengan pengguntingan pita stand bazar hasil karya siswa diiringi pencak silat.

Dalam sambutannya, Supriyanto menyampaikan pesan pentingnya melatih jiwa profil pelajar Pancasila, dan belajar disiplin, memahami arti berjuang bersama di dalam tim.

“Sebagai sekolah yang telah mengimplementasikan kurikulum merdeka, yaitu mandiri berubah, sudah selayaknya SMPN 5 menjadi pionir dalam menciptakan siswa yang berkarakter Pancasila di Asahan, dengan melatih siswa untuk disiplin, mandiri, dan kreatif, sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Inisiatif praktik baik ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat siswa dalam berkarya, serta mengalami proses pembelajaran, sehingga terbentuk karakter kewirausahawan,” ucap Supriyanto.

Kepala Sekolah UPTD SMP Negeri 5 Kisaran, Hotman Hamonangan Saragih menjelaskan, pelaksanaan P5 ini adalah bagian dari kurikulum merdeka, dengan mempersiapkan generasi emas Indonesia tahun 2045.

“Rangkaian kegiatan gelar karya ini, di samping menampilkan hasil kreasi siswa dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka yang berpusat pada siswa, juga menjadi bahagian upaya pembentukan karakter Pancasila, yang nantinya dapat menjadi generasi penerus bangsa berbudipekerti luhur. Di samping itu, kita juga mendeklarasikan sekolah anti perundungan, dan menjadi tambah menarik lagi dengan adanya guru serta siswa yang menggunakan pakian adat dari berbagai daerah,” ungkap Hotman.

Hal senada disampaikan Kurniasih, Moordinator P5 yang juga Fasilitator Daerah Tanoto Foundation dan wakil kepala sekolah. Disebutkan, gelar karya adalah rangkaian proses pembelajaran siswa yang menerapkan prinsip Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi (MIKIR).

“Setelah mengamati secara langsung proses produksi bahan baku, siswa dibimbing untuk mengembangkan menjadi produk siap saji seperti produk tahu, susu soya, aneka olahan jamur, susu kambing, olahan kacang-kacangan, dan berbagai makanan yang memiliki nilai gizi dengan harga yang terjangkau. Promosi menjadi bagian penting dengan membuat flyer produk dan disebarluaskan secara langsung maupun melalui media sosial. Pada akhir kegiatan siswa diminta untuk melaporkan hasil penjualan produknya kepada tim penilai,” jelas Kurniasih.

“Hal ini sebagai wujud pencapaian tema kegiatan, di samping itu juga ada kegiatan lainnya seperti membuat kreasi senam yang menarik, dengan menambahkan unsur budaya daerah, dan hal ini mendapatkan penilaian,” Kurniasih menandaskan.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi