Rektor IAKN Tarutung Panen Perdana Padi Percontohan, Pakai Pupuk Cair Organik

Rektor IAKN Tarutung Panen Perdana Padi Percontohan, Pakai Pupuk Cair Organik
Rektor IAKN Tarutung, Prof Albiner Siagian bersama tim peneliti melakukan panen perdana tanaman padi sawah yang menggunakan pupuk cair organik (Analisadaily/Emvawari Candra Sirait)

Analisadaily.com, Tapanuli Utara - Rektor Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Prof Albiner Siagian melakukan panen perdana tanaman padi sawah yang menggunakan dan memakai pupuk cair organik di areal lahan percontohan di Desa Hutaraja, Kecamatan Sipoholon.

"Saat ini saya sedang panen perdana tanaman padi sawah menggunakan pupuk organik," kata Albiner kepada wartawan di sela melakukan panen, Rabu (7/6).

Dia mengatakan, areal lahan percontohan tanaman padi sawah yang menggunakan pupuk cair organik merupakan gagasan dari tim peneliti dan edukasi pertanian IAKN Tarutung.

"Ini merupakan salah satu bentuk tridarma perguruan tinggi, yang kami padukan dalam bentuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat," ujarnya.

Dia menambahkan, berdasarkan hasil panen yang telah dilakukan di lokasi, dinyatakan bahwa hasil panen tanaman padi percontohan yang menggunakan pupuk cair organik ini lebih unggul daripada yang tidak menggunakan pupuk cair.

"Kami mengklaim bahwa produksi tanaman yang menggunakan pupuk cair organik ini lebih unggul daripada yang tidak menggunakan pupuk cair organik. Di samping itu harga pupuk organik cair ini tidak lebih mahal dari pupuk buatan kimia," tambahnya.

Pihaknya berharap kiranya pupuk cair organik ini nantinya bisa diterapkan kepada masyarakat petani lainnya untuk dapat meningkatkan hasil produksi sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

"Semoga ke depan pupuk organik ini bisa diterapkan ke lahan pertanian masyarakat yang lain sehingga bisa meningkatkan produksi, pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat," ucapnya.

Ketua tim peneliti dari tim peneliti dan edukasi pertanian IAKN Tarutung Elsina Sihombing mengatakan, penggunaan dan pemakaian pupuk cair organik ini dilatarbelakangi karena sulitnya masyarakat petani mendapatkan pupuk kimia untuk kebutuhan pertanian.

"Hasil observasi kita di lapangan bahwa masyatakat mengeluh tidak ada pupuk. Kalaupun ada pupuk kimia ditemukan harganya melambung. Nah dengan permasalahan kami peneliti tergerak mencari solusi dan memperkenalkan pupuk cair organik yang harganya sangat murah," ucapnya.

Ditambahkan, berdasarkan hasil penelitian kualitas pupuk cair organik ini tidak kalah dengan pupuk kimia. Bahkan hasil produksi tanaman yang menggunakan pupuk cair organik ini lebih maksimal.

"Kalau misalnya kita biasa memperoleh hasil sebanyak 20 karung, dengan menggunakan pupuk cair organik bisa menjadi 40 karung, artinya naik seratus persen," katanya.

Anggota tim peneliti dan edukasi pertanian IAKN Tarutung, Manahasa Sihombing menambahkan, pupuk cair organik ini merupakan formula yang berasal dari intisari kotoran sapi, kambing, dan buah-buahan.

"Kemudian kita campur dan diambil intisarinya," ucapnya.

Kepala Desa Hutaraja Kecamatan Sipoholon, Paian Sihombing mengapresiasi dan berterima kasih kepada peneliti IAKN atas penerapan pupuk organik cair mendukung tanaman pertanian.

"Pemakaian pupuk cair organik ini sangat menginspirasi. Mudah-mudahan ke depan masyarakat semakin mengetahui pemakaian pupuk cair organik ini," imbuhnya.

(CAN/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi