"Yang saya lihat, ya, kedatangan jemaah haji gelombang kedua ini proses aman lancar, jemaah tidak ada keluhan, apalagi sudah menggunakan kain ihram sejak dari tanah air, pokoknya keren, lah," kata Arsad Hidayat saat menyambut jemaah kloter 42 Jakarta Pondok Gede (JKG) 42 di terminal past track Bandara KAIA, Kamis (8/6).

Ia berharap, seluruh Embarkasi yang lain mengikuti apa yang sudah dilakukan JKG 42, menggunakan kain ihram semenjak dari tanah air. Sebad kondisi saat ini tidak tahu, pada hari ini masih terlihat sepi, tetapi 2 sampai 3 hari ke depan akan semakin padat kedatangan jemaah haji, dengan menggunakan kain ihram proses makin singkat dan mudah setibanya di bandara.

Kemudian yang kedua proses kedatangan SOC 46 hal yang sama, prosesnya berjalan lancar. Hal ini tidak terlepas dari peran semua pihak yang ikut membantu, khususnya PPIH Arab Saudi.

"Di JGK 42 ini ada 25 jemaah menggunakan kursi roda, tetapi dengan bantuan semua pihak berjalan lancar. Kemudian saya juga tanya mereka sudah berniat ihram," jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan Arsad yang didampingi Ka Daker Bandara Haryanto, penerbangan di gelombang kedua di awal sudah bagus, dan mudah-mudahan berikutnya semakin baik.

"Saya juga menyakini maskapai Saudi ataupun Garuda saya kira bisa menjaga performa. Dengan kondisi ini jangan sampai ada keterlambatan lagi, sebab kalau ada terlambat kasihan jemaah, apalagi kalau sampai berubah seat, akan berakibat pada penerbangan selanjutnya," terangnya.

Soal jumlah penerbangan gelombang kedua ini ada sekitar 17 Kloter. Dan di Madinah pada gelombang satu, kloter terakhir ada sekitar 23 Kloter. Jadi total hari ini, baik di Jeddah dan Madinah tiba sebanyak 40 Kloter.

Sebelumnya, Kepala Kantor Urusan Haji (KUH) Arab Saudi, Dr Nasrullah Jasam, menjelaskan kedatangan JKG 42 dan SOC 46 ini sudah dirapatkan dengan maskapai Garuda dan Saudia untuk memastikan bahwa tidak ada perubahan jadwal, dan tidak ada perubahan kapasitas.

"Tentu kalau itu alasan keamanan kita bisa memahami tapi perlu kami sampaikan perubahan jadwal dan kapasitas itu berpengaruh pada layanan, baik di Mekkah dan Madinah, kalau dia telat yang sudah disiapkan kan tentu mubazir ada efek domino untuk layanan lainnya," pungkasnya.

(KAH/RZD)