Info Haji 2023

Zulkarnain Nasution: Mencapai Haji Mabrur, Perlu Jaga Ketahanan-Kebersamaan Rombongan

Zulkarnain Nasution: Mencapai Haji Mabrur, Perlu Jaga Ketahanan-Kebersamaan Rombongan
Kasi Bimbingan Ibadah Daker Mekkah, Zulkarnain Nasution (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Mekkah - Semangat jemaah haji Indonesia untuk menjalankan ibadah sesampainya di tanah suci sungguh harus mendapat apresiasi. Banyak jemaah yang tidak sabaran untuk menyelesaikan umrah qudum walaupun panas mencapai 40-an derajat Celcius di Mekkah.

Hal itu disampaikan Kasi Bimbingan Ibadah Daker Mekkah, Zulkarnain Nasution, Senin (12/6). Ia, mengimbau jangan tergesa-gesa dalam menyelesaikan ibadah umrah qudum, karena masih banyak waktu.

“Minimal empat jam setelah kedatangan di hotel Mekkah waktu yang tercepat menuju haram. Istirahat secukupnya, bagi Jemaah Haji yang berkebutuhan khusus jangan buru-buru dibawa ke haram. Tahan mereka di hotel sehari, agar teman-teman di rombongan atau regunya menyelesaikan lebih dulu umrahnya. Baru kemudian esok harinya, membantu lansia yang berkebutuhan khusus setelah mereka cukup beristirahat di hotel,” sebutnya.

Pada suhu udara yang cukup panas saat ini, setiap jemaah haji jangan tergesa-gesa, harus penuh pertimbangan dan kehati-hatian dalam beribadah. Hindari umrah di siang hari karena cuaca sangat panas.

Dalam sebuah hadis disampaikan; dari Sahal bin Saad, Rasulullah bersabda: Sesungguhnya sikap tergesa-gesa itu dari syaithan. Kami berharap jemaah untuk menjaga ketahanan dan kebersamaan rombongannya. Saling bantu dan perhatian dalam penyelesaian ibadah. Itu penting diterapkan dalam mencapai kemabruran.

“Karena tagline ramah lansia bukan saja berlaku hanya untuk petugas tapi jemaah yang muda dan kuat di setiap kloter dimohonkan memberikan perhatian khsusus juga kepada lansia. Tenaga petugas tidak akan cukup dalam melayani lansia yang terbilang banyak tahun ini,” sebutnya.

“Oleh karena itu perlu semua kita, petugas dan jemaah haji saling bantu mensukseskan penyelesaian ibadah lansia. Bukankah yang lebih tahu dan mengerti tentang kondisi jemaah lansia tentu teman-teman di rombongannya. Maka itu, berembuklah tentang strategi pencapaian kemabruran haji bersama. Jangan ada yang tertinggal apalagi pembiaran jemaah lansia,” sambungnya.

Peran ketua rombongan dan ketua regu dalam mengelola dinamika pencapaian ibadah haji harus terukur sesuai kondisi fisik dan mental jemaahnya. Agar ketahanan dan kebersamaan rombongan dan regunya tercapai sampai pulang ke tanah air.

(KAH/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi