Direktur Bina Haji Arsad Hidayat saat memberikan keterangan saat meninjau jemaah di Bandara KAIA (Analisadaily/Kali A Harahap)
Analisadaily.com, Jeddah - Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat, mengimbau kepada jemaah haji Indonesia untuk menjaga kondisi kesehatannya agar bisa melaksanakan rangkaian rukun dan wajib haji.
"Seiring mendekati puncak haji, tingkat kepadatan (jemaah) semakin padat, maka kita sarankan jemaah untuk tidak terlalu banyak aktivitas, kita saving tenaga supaya punya tenaga yang cukup untuk melaksanakan puncak ibadah haji. Jangan sampai nanti pada saat pelaksanaan wukuf kita drop karena kita salah pasang strategi," ujar Arsad di Bandara KAIA Jeddah, Rabu (14/6).
Ia menyarankan, bila jemaah haji merasa kurang fit, lebih baik melaksanakan aktivitas ibadah di hotel atau di masjid-masjid yang terdekat dengan jemaah haji tersebut.
Disoal makin banyaknya jemaah haji yang wafat, Arsad mengatakan, untuk menekan angka kematian jemaah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) akan mencoba mendekatkan pelayanan kesehatan kepada jemaah melalui layanan satelit yang ada di hotel.
"Jadi bukan lagi di sektor ya, sektor kan terdiri dari beberapa hotel. Nah, sekarang kita buka di setiap hotel. Mereka (jemaah) turun dari kamar ke lantai paling bawah ada di situ layanan satelit. Mereka bisa sekedar memeriksa tensi setelah pulang dari masjid," paparnya.
"Artinya mereka sadar betul kesehatan, ini menjadi sangat penting dalam pelaksanaan ibadah haji. Saya kira ini langkah yang positif, langkah maju supaya salah satunya yang menekan angka kematian juga ya dengan model seperti itu," ujarnya.
Menurutnya tenaga kesehatan sudah melakukan upaya antisipasi agar tidak terjadi kegawat daruratan. Terkait jemaah haji yang meninggal sebelum puncak haji, akan dibadalkan oleh pemerintah.
"Kita dari pemerintah menyiapkan nanti siapa yang berhak untuk mendapatkan badal haji," ujarnya.
Adapun jemaah yang berhak mendapatkan badal haji, yakni mereka yang meninggal dunia setelah masuk asrama haji sampai menjelang pelaksanaan wukuf. Jemaah lainnya yang berhak mendapatkan badal haji yakni mereka yang sakit.
"Kondisinya mungkin lumayan cukup parah, sehingga dia tidak bisa dimobilisasi. Nah itu bisa juga masuk kategori (dapat badal haji)," jelasnya.
Dia mencontohkan orang-orang yang dirawat di rumah sakit, yang kalau di copot alatnya (infusnya) bisa terjadi kondisi fatal. Sedangkan untuk jemaah yang demensia, akan dilihat kondisinya.
Pantauan, menjelang hari Arafah atau puncak haji, jemaah haji dari berbagai negara sudah memadati Kota Makkah Al Mukarromah. Kepadatan bahkan sudah terlihat dari Bandara Internasional King Abdul Azis (KAIA) Jeddah, di mana dalam waktu bersamaan jemaah haji dari berbagai negara tiba di Arab Saudi.
(KAH/RZD)