Selesai Seleksi Wawancara, Ahmad Faury Penyandang Difabel Apresiasi Bawaslu

Selesai Seleksi Wawancara, Ahmad Faury Penyandang Difabel Apresiasi Bawaslu
Selesai Seleksi Wawancara, Ahmad Faury Penyandang Difabel Apresiasi Bawaslu (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Serdang Bedagai - Dua puluh nama calon komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara telah menyelesaikan tahapan seleksi wawancara dengan Tim Seleksi. Salah satu di antara 20 nama itu adalah Ahmad Faury, seorang penyandang difabel.

"Alhamdulillah baru saja selesai seleksi pemeriksaan kesehatan serta wawancara. Lancar Alhamdulillah," kata Faury, Sabtu (22/7).

Dikatakan aktivis sosial ini, dirinya merasa bersyukur karena tahapan dari awal hingga seleksi wawancara dengan Timsel berjalan mudah.

"Berjalan mudah dari pengurusan berkas sampai pendaftaran hingga seleksi wawancara dengan Timsel. Mudah dan tidak dimudahkan," kata pria kelahiran Desa Pematang Guntung, Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai tersebut.

Faury sedikit menceritakan proses pemeriksaan kesehatan di RS Bhayangkara Medan. Dengan kondisi fisik yang tak sempurna, saat itu dirinya lebih memilih berjalan seperti calon komisioner lainnya meski mendapat tawaran mamakai alat bantu kursi roda.

"Saya memilih untuk berjalan saja dari ruangan satu ke ruangan lainnya. Petugas khawatir mereka dianggap tidak memfasilitasi difabel. Tapi saya bilang gak apa-apa. Di situ saya terharu dan berterimakasih kepada petugas dan terutama terimakasih kepada Bawaslu karena memberi kesempatan seorang difabel untuk merebut kursi komisioner Bawaslu Sergai," urai Faury.

Dia juga mengapresiasi Timsel Bawaslu Sergai yang tak membeda-bedakan dirinya dengan calon komisioner lainnya.

"Ini pengalaman berharga bagi saya. Terlebih ini menambah kepercayaan diri untuk saya dan kaum difabel lainnya karena difabel juga punya kesempatan untuk bertanggungjawab terhadap keberlangsungan demokrasi kita," ucap Faury.

Ahmad Faury lahir di Dusun I Desa Pematang Guntung, Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai, Sumatera Utara pada 11 Oktober 1983. Dia bungsu dari 7 bersaudara buah cinta pasangan Satrak (alm) dan istrinya, Ismaini (almh). Hanya, enam saudaranya meninggal sebelum dewasa.

Sejak dilahirkan, kondisi fisik Ahmad Faury jauh dari sempurna. Kedua lengannya tanpa tangan dan jari. Kedua kakinya juga buntung sebatas betis.

Fisiknya yang tidak sempurna tidak lantas membuat Ahmad Faury terus berkecil hati. Justru dia banyak memberi inspirasi bagi orang banyak.

“Saya bersyukur saja. Semakin saya berinteraksi dengan orang, mudah-mudahan orang lain semakin bersyukur,” kata Faury.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi