Analisadaily.com, Jakarta - Di tengah polemik kasus matinya harimau benggala peliharaan Alshad Ahmad, hari ini, 29 Juli diperingati sebagai Hari Harimau Sedunia atau Internasional Tiger Day. Momen perayaan ini pertama kali dicetuskan pada tahun 2010.
Melansir detikcom, Sabtu (29/7/2023), peringatan Hari Harimau Sedunia ditetapkan untuk meningkatkan kesadaran akan penurunan jumlah harimau liar, tidak meninggalkan mereka di ambang kepunahan dan untuk mendorong perayaan seputar pekerjaan penting konservasi harimau.
Situs resmi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh menyebutkan, Hari Harimau Sedunia pertama kali diputuskan dalam International Tiger Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Harimau Internasional pertama pada 2010 di St. Petersburg, Rusia. Indonesia turut serta dalam momen penting tersebut.
Sementara berdasar situs National Geographic, KTT Harimau Internasional pertama di tahun 2010 itu digelar dengan upaya menambah populasi harimau liar pada 2022. KTT ini melibatkan para pemimpin dunia dari 13 negara yang punya habitat harimau terbanyak, yakni Rusia, India, Nepal, Bhutan, Cina, Bangladesh, Vietnam, Myanmar, Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Laos.
Sedangkan situs National Today menyebutkan, latar belakang dicetuskannya peringatan Hari Harimau Sedunia tanggal 29 Juli setelah ditemukan bahwa 97 persen dari semua harimau liar telah menghilang pada abad terakhir, dengan sekitar 3.000 dari mereka yang tersisa. Hari Harimau Sedunia bertujuan untuk menghentikan jumlah yang memburuk.
Peringatan Hari Harimau Sedunia juga bertujuan untuk melindungi dan memperluas habitat mereka, seiring dengan pelestarian spesies ini. Banyak organisasi internasional seperti WWF (World Wildlife Fund for Nature), IFAW (International Fund for Animal Welfare), dan Smithsonian Institute juga memperingati Hari Harimau Sedunia. Dan pesan dari peringatan inipun jelas, bahwa hewan liar tidak untuk dipelihara!