Ketua Prima DMI Sumut, Irwansyah Putra Nasution (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Aksi polisi membubarkan massa pendemo di Masjid Raya Sumatera Barat (Sumbar) mendapat sorotan dari Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (Prima DMI) Sumut.
Ketua Prima DMI Sumut, Irwansyah Putra Nasution mengatakan, aksi polisi yang membubarkan paksa massa masyarakat dari Air Bangis, Pasaman Barat, Sumbar, yang saat itu sedang berada di lokasi Masjid Raya, Sumbar, dipertanyakan.
"Terlihat dari video yang beredar, dan pemberitaan media, polisi masuk ke dalam masjid dengan menggunakan sepatu, pakaian lengkap dan juga senjata. Inikan aneh," katanya, Sabtu (5/8).
Ia menjelaskan, masjid merupakan rumah ibadah tempat ditemukannnya kedamaian, rumah suci yang kebersihannya harus dijaga, tempat umat Islam menjalankan ibadah dan bertemu dengan sang khalik.
Dari pemberitaan dapat dilihat, banyak polisi yang menggunakan sepatu masuk dengan menginjak sajadah. Apakah polisi lupa, menegakkan hukum tidak boleh dengan cara melanggar hukum.
"Yang saya kecam adalah tindakan tidak profesional tersebut. Masuk masjid pakai sepatu, injak sajadah. Yang perlu dievaluasi bukan hanya bawahan, tapi juga Kapolda dan jajaran. Bahkan Kapolri," ungkap Irwansyah yang juga berprofesi sebagai Advokat.
"Selain evaluasi jabatan, Kapolri harus menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas tindakan anggotanya. Jangan sampai, isu ini menjadi liar dan menyakiti umat Islam lainnya di Indonesia," pintanya.
Lanjut Ketua Prima DMI Sumut, tidak dengan tindakan represif dan paksa untuk membubarkan massa. Masih banyak cara yang lebih elegan dan manusiawi dalam mencari solusi permasalahan yang ada.
Menurunkan pasukan Brimob bersenjata lengkap untuk membubarkan massa yang kebanyakan orang tua, ibu-ibu dan anak-anak, menurut Irwansyah, menandakan Kapolda Sumbar tidak memiliki ide, tidak profesional, dan tidak dekat dengan masyarakat.
Ditambah lagi, sikap Gubernur Sumbar yang dipertanyakankarena tidak mau menemui massa.
"Terlepas dari tuntutan masyarakat pendemo, seharusnya Gubernur dan Kapolda turun untuk menemui massa dan menenangkannya. Bukan malah blunder jadi seperti ini," bebernya.
Prima DMI Sumut mendukung program strategis nasional yang akan dilaksanakan di Sumbar, tapi juga tidak dengan menekan dan mengesampingkan hak-hak masyarakat serta rasa keadilan di negeri ini.
Irwansyah menegaskan, jangan sampai masyarakat, khususnya umat Islam kecewa dan semakin tidak percaya terhadap Polri, dan jangan sampai issu ini dikelola menjadi bahan politik.
"Inikan udah masuk tahun politik, akan banyak orang yang berkepentingan. Jangan sampai jadi bahan orang yang tidak bertanggung jawab. Intinya selesaikan dan Polri minta maaf," tutupnya.
(JW/RZD)