Usai Tertabrak Kereta Api, Pengemudi Mini Bus Meninggal Dunia

Usai Tertabrak Kereta Api, Pengemudi Mini Bus Meninggal Dunia
Kondisi mini bus tampak rusak parah usai tertabark Kereta Api di Kelurahan Sri Padang, Kecamatan Rambutan, Kota Tebingtinggi, Rabu (16/8) pukul 12:10 WIB. (Analisadaily/Chaidir Chandra)

Analisadaily.com, Tebingtinggi - Pengemudi mini bus Cayla, John Devries Hendri Ginting (49) warga Jalan Renville No.155, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematang Siantar menderita luka berat dan meninggal dunia usai tertabrak Kereta Api di Perlintasan Sebidang yang tidak berpalang di Kelurahan Sri Padang, Kecamatan Rambutan, Kota Tebingtinggi, Rabu (16/8) pukul 12:10 WIB.

Jenazah korban dibawa ke RS. Sri Pamela Kota Tebingtinggi. Tiga orang penumpang mobil mini bus mengalami luka berat dan ringan dibawa ke RS. Chevani Kota Tebingtinggi.

Kecelakaan bermula saat mini bus akan menyeberangi perlintasan tanpa palang pintu, tapi naas saat bersamaan datang kereta api penumpang dari arah Stasiun Tebingtinggi menuju Medan, akhirnya tabrakan pun tidak bisa terelakkan.

Kereta api menabrak bagian tengah mini bus dan terseret lebih 10 meter. Bahkan, salah seorang penumpang yang berada di dalam mobil sempat terlempar ke luar dari mobil.

Penumpang mobil, Andreas Apryono Hutabarat (22) warga Jalan Viyata Yudha Komp. PU Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematang Siantar menderita luka berat.

Lalu, Pdt. Bonar Lumban Tobing (73) warga Jalan Haji Ulakma Sinaga, Desa Rambung Merah, Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun menderita luka berat.

Kemudian Mikael Johanes Hapusan Sinamo (21), warga Jalan Mekar Ujung, No.1, Desa Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten, Dairi menderita luka ringan. Masinis Kereta Api Penumpang Sribilah Utama U51 Locomotif No. CC 2019206, Habib Maulan, tidak mengalami luka-luka.

Kasat Lantas Polres Tebingtinggi, AKP Dhoraria Simanjuntak, mengatakan usai kejadian tabrakan itu, beberapa menit setelah dilakukan evakuasi pengemudi kenderaan meninggal dunia.

Dhoraria menjelaskan, sebelumnya rombongan pendeta itu ni baru selesai acara di gereja HKBP Maranata. Setelah selesai acara, mereka ingin kembali ke Kota Pematang Siantar.

"Begitu melintas rel kereta api tanpa plang itu, secara tiba-tiba mesin mobil mati. Setelah beberapa kali diupayakan, ternyata tidak bisa juga mesin hidup. Akhirnya, mobil rombongan ini langsung diseruduk kereta api penumpang itu," tutur Dhoraria.

(CHA/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi