Kepala Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara, Abyadi Siregar (Analisadaily/Jafar Wijaya)
Analisadaily.com, Medan - Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara meminta kepada Kapolda Sumut, Irjen Agung Imam Setya Effendi, untuk mengatensi kasus pencabulan di Labuhanbatu. Sebab diketahui, terduga pelaku pencabulan terhadap anak di bawah umur berinsial FS merupakan kerabat pejabat teras Pemkab Labuhanbatu.
"Karena itu, kita meminta Agung Imam Setya Effendi untuk mengatensi kasus ini. Siapa pun dia, beri tindakan tegas kepada terduga pelaku jika memang dia bersalah," kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Sumut, Abyadi Siregar, Rabu (23/8).
Abyadi menjelaskan, beredar video terlapor FS berkeliaran di Mapolres Labuhanbatu saat saksi, korban dan pelapor dimintai keterangan oleh penyidik Unit Perempuan dan Anak (U-PPA) Satreskrim Polres Labuhanbatu.
"Bahkan, kalo (kalau) benar berdasarkan video yang beredar, FS selaku terlapor itu membawa sejumlah orang untuk menemui Kasat Intel di tengah sedang berlangsungnya proses permintaan keterangan saksi korban dan pelapor, maka ini patut diduga, terlapor menunjukkan kekuatan dengan maksud mempengaruhi pihak kepolisian dalam penanganan kasus ini," jelas.
Oleh sebab itu, Ombudsman meminta Kapolda harus mengawasi Polres Labuhanbatu dalam menangani kasus ini.
"Kenapa? Karena FS selaku terlapor coba menunjukkan kekuatan dengan membawa sejumlah orang dan berkeliaran di Polres Labuhanbatu. Sementara di tempat yang sama, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Labuhanbatu, saksi, korban dan pelapor tengah dimintai keterangan terkait kasus yang di mana FS sebagai terlapor," pinta Abyadi.
"Selain pentingnya atensi Kapolda, elemen masyarakat juga harus serius melihat kasus ini. Ada banyak teman-teman Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau NGO. Kemudian Lembaga Perlindungan Anak dan Komnas Perlindungan Anak yang harus terlibat dalam kasus ini. Apalagi ini kasus pelecehan seksual anak. Parahnya lagi, korban disebut-sebut merupakan putri dari adik kandung terduga pelaku itu sendiri," ucapnya.
Kata Abyadi, jangan main-main, kasus ini sangat serius dan banyak mata dari berbagai penjuru negeri ini mengawasinya.
"Sangkin seriusnya, maka perlu penanganan yang sangat serius pula. Namun jika memang ada indikasi Polres tak sanggup menangani perkara ini, Polda Sumut diminta segera menarik penanganan kasus ini," pungkasnya.
Nasir Wadiansan Harahap, kuasa hukum yang ditunjuk oleh Lembaga Perlindungan Anak mendampingi korban membenarkan bahwa kliennya telah dimintai keterangan oleh penyidik U-PPA Satreskrim Polres Labuhanbatu.
Selain korban, saksi dan pelapor juga dimintai keterangan oleh penyidik U-PPA Satreskrim Polres Labuhanbatu pada hari Senin, (21/8) malam.
Nasir Wadiansan Harahap, selaku kuasa hukum yang ditunjuk oleh Lembaga Perlindungan Anak ini menjelaskan, selain kliennya, istri muda dari terduga pelaku FS juga tengah dikonfrontir oleh penyidik.
"Istri mudanya juga masih di sini (Polres Labuhanbatu). Masih dikonfrontir," jelasnya.
Sementara itu, terkait beredarnya video terduga FS yang disebut-sebut merupakan suami dari pejabat teras Pemkab Labuhanbatu itu itu di lingkungan Polres, Nasir Wadiansan Harahap menduga hal tersebut merupakan bentuk teror.
"Tidak diperiksa dia (FS). Cuma saja, beredar video dia berada di lingkungan Polres Labuhanbatu. Mungkin mau shokterapi atau semacamnya kepada kami. Karena dia tau, klien kami sedang dimintai keterangan di U-PPA Satreskrim Polres Labuhanbatu," ujar Nasir
Sebelumnya, keluarga pejabat teras Pemkab Labuhanbatu berinsial FS yang disebut-sebut merupakan suami dari Wakil Bupati Labuhanbatu dilaporkan ke polisi.
Laporan terhadap FS tertuang dalam Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP) Nomor STTLP/ B / 996 / Yan 2.5 / VIII / 2023 / SPKT / POLRES LABUHANBATU/POLDA SUMATERA UTARA.
FS dilaporkan oleh ibu kandung korban, warga Kabupaten Labuhanbatu pada hari Rabu, 16 Agustus 2023.
Ironisnya, korban sendiri merupakan putri dari adik terduga pelaku berinsial FS tersebut.
Dalam laporannya seusai STTLP tersebut di atas, ibu korban menceritakan bahwa keluarga pejabat teras Pemkab Labuhanbatu berinisial FS tersebut telah mencabuli putrinya.
Bahkan, menurut ibu korban, FS sempat akan merudapaksa putrinya pada hari Rabu, 19 Juli 2023 di kediaman terduga pelaku, Komplek Perumahan DL Sitorus, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu.
(JW/CSP)