Ridha Ingatkan Bahaya Text Neck Syndrome Akibat Salah Gunakan Gadget

Ridha Ingatkan Bahaya Text Neck Syndrome Akibat Salah Gunakan Gadget
Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) Prof.Dr.dr. Ridha Dharmajaya Sp BS (K) (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) Prof Ridha Dharmajaya, mengingatkan akan bahaya Text Neck Syndrome akibat penggunaan gadget dengan posisi atau postur tubuh yang tidak benar.

Menurut dia, Text neck syndrome merupakan cedera stres yang berulang akibat posisi membungkuk pada daerah leher yang terlalu lama saat melihat gadget. Hal itu ditandai dengan gejala leher sakit, pusing, tangan kesemutan, pegel, dan pundak berat.

"Itu baru gejala awal. Tapi lama kelamaan yang dirasakan bisa kelumpuhan tangan dan kaki, seksualitas hilang, buang air besar dan kecil tak terasa atau loss dan penyakit lainnya," ujarnya saat mengisi pengajian After Isya bertemakan Gadget Sehat Keluarga Selamat, di Masjid Al Muawanah Jalan Halat Medan, Jumat (25/8).

Untuk penanganan awal, Ridha mengatakan bisa dilakukan dengan tindakan operasi. Namun, jika penggunaan gadget yang salah terus berlangsung, menurutnya justru akan berujung fatal.

"Itu ditandai dengan putih di batang saraf leher. Kalau sudah seperti itu, horor nih bapak, ibu. Karena telah terjadi kematian pada saraf leher. Ini lah penyebab kelumpuhan. Tidak ada obat menyembuhkan dan tak ada operasi yang mengembalikan," terangnya.

Di sini, bisa dibayangkan bahwa Indonesia ke depan akan memanen generasi yang cacat akibat penggunaan gadget yang salah. Hal itu jugalah melatarbelakangi dirinya membuat Gerakan Gadget Sehat Indonesia.

Saat ini Indonesia dalam situasi bonus demografi, di mana lebih banyak usia produktif (15-64 tahun) yang mencapai angka 70 persen dari jumlah penduduk.

Jika bonus demografi ini dimanfaatkan dengan generasi berkualitas, maka 5 hingga 10 tahun ke depan Indonesia berpeluang menjadi negara kuat dan masuk dalam lima besar di dunia.

"Tapi jika tidak bisa dimanfaatkan justru akan menjadi bencana demografi. Dan hal itu karena dipengaruhi prilaku penggunaan gadget yang salah," ucapnya.

Untuk itu Ridha mengajak para orangtua untuk ikut berjuang menyelamatkan generasi muda.

"Jangan biarkan anak-anak berkembang dengan sendirinya, perlu ada pengawasan dan bimbingan dari kita selaku orangtua. Dan mari kita manfaatkan bonus demografi ini dengan menghasilkan generasi berkualitas," imbaunya.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi