UPT SDN 11 Perkebunan Sipare-pare berhasil meraih Juara 3 dalam kegiatan lomba Pawai Obor sebagai wujud dari gotong royong dan cinta tanah air. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Batubara - Sebagai kepala sekolah, Ika Indriani dituntut untuk selalu memberikan muatan edukatif dalam setiap kegiatan atau aktivitas para anak didik di UPT SDN 11 Perkebunan Sipare-pare.
Seperti pengalaman dalam kegiatan peringatan HUT ke 78 Republik Indonesia, dimana setiap lomba yang dilaksanakan di sekolah bertujuan memupuk rasa cinta tanah air, membangun semangat gotong royong dan sikap kerja keras sesuai perjuangan pahlawan kemerdekaan melawan penjajah.
Apalagi tahun ini perayaan kemerdekaan lebih meriah dibandingkan beberapa tahun lalu karena telah melewati masa pandemi Covid-19. “Hampir seluruh lapisan Masyarakat turut berperan dalam menghias kampung, desa, kantor dan sekolah-sekolah sangat meriah mengadakan perlombaan populer seperti lomba makan krupuk, lari goni, tarik tambang, bahkan panjat pinang,” sebut Ika.
Diungkapkan Ika, Hari kemerdekaan Indonesia adalah hari istimewa bagi seluruh rakyat Indonesia. Semangat untuk mengadakan lomba menjadi budaya yang tertanam sejak dulu.
“Setiap daerah punya cara unik merayakan peringatan HUT ke 78 Republik Indonesia. Begitu pula di daerah Batu Bara, Tanjung Gading, dimana PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) mengadakan berbagai kegiatan inovasi dan perlombaan di tingkat pelajar antara lain pawai obor, lomba mewarnai dan menggambar, serta cerdas cermat. Hadiahnya pun sangat membuat bahagia, jutaan rupiah untuk lomba cerdas cermat dan pawai obor,” beber Fasda Tanoto Foundation ini.
Diceritakan Ika, konkret acara pawai obor dilaksanakan pada malam hari, tepatnya malam menjelang 17 Agustus. Sekolah SD, SMA dan kalangan umum memeriahkan acara pawai obor dan penontonnya dibuka untuk umum, dari kalangan anak sampai orang tua.
“Mengapa pawai obor identik pada malam hari karena filosofinya agar menjadi lentera penerang dan semangat para masyarakat yang menyambut hari kemerdekaan. Saya juga mendaftarkan murid saya berjumlah 17 orang untuk mengikuti lomba mewarnai dan menggambar nuansa perjuangan pahlawan kemerdekaan,” bilang Ika.
Ika beserta guru-guru lain pun melatih murid-murid agar tampil maksimal menjadi yang terbaik dalam lomba itu. “Guru yang terlibat dalam melatih grup pawai obor melatih tentang tata cara gerak jalan peserta agar kompak, rapi dan juga menciptakan yel–yel yang seru dan bisa memancing penonton yang hadir ataupun juri agar grup sekolah kami menang,” kenang Ika.
Persiapan pun semakin ekstra, dan latihan pun semakin ketat, bahkan jelasnya untuk mendisiplinkan murid yang ikut lomba agar memiliki semangat untuk menang. “Guru yang masih muda dan energik melatih hingga waktu sore hari ketika sudah mendekati hari H. Dan pemimpin regunya pun sangat semangat yaitu murid laki-laki dari kelas 6 yaitu zaki dan pemimpin yel yel nya bernama Rizki. Mereka adalah siswa pemberani, suara yang menggelegar dan menantang sehingga para anggota regu jadi semangat,” terang Ika.
Disebutkan Ika, Zaki dan Rizki adalah siswa kelas 6 yang berprestasi, mereka sering aktif dalam kegiatan sekolah. Rizki pernah mengikuti lomba fashion show pakaian adat ketika Hari Sumpah Pemuda. Sementara Zaki aktif dalam mengisi kegiatan keagamaan seperti menyanyi lagu islami.
“Rizki dan Zaki bersahabat sehingga lebih kompak memimpin regu. Saya sebagai kepala sekolah sangat bangga akan dedikasi mereka bertanggung jawab akan regu mereka. Sampai akhirnya perjuangan saat lomba telah dilakukan dengan maksimal, hingga ke finish. Akhirnya mendapat JUARA 3 dari beberapa peserta regu sekolah dasar se Kabupaten Batubara. Saya sudah sangat bangga. Untuk tahun depan akan berusaha latihan lebih giat lagi,” jelas Ika.
Menurut Ika, upaya mereka sudah mendapatkan apresiasi. Atas kolaborasi dan semangat dari semua stakeholder sehingga pawai obor berjalan meriah dan begitu seru. “Semoga di tahun berikutnya UPT SD Negeri 11 Perkebunan Sipare-pare dapat menampilkan yang terbaik, Semangat menjadi pelajar yang mengisi kemerdekaan Indonesia di Era serba Digital sekarang. Semangat juga diperlukan sebagai bukti dan langkah berkarya, cinta tanah air dan merasakan kemerdekaan di negeri sendiri. Salam Merdeka,” pungkas Ika.
(DEL)