Kasus Pelemparan Bom Molotov Jalan di Tempat, Syaiful Fachri Minta Usut Tuntas

Kasus Pelemparan Bom Molotov Jalan di Tempat, Syaiful Fachri Minta Usut Tuntas
Kasus Pelemparan Bom Molotov Jalan di Tempat, Syaiful Fachri Minta Usut Tuntas (Analisadaily/Chaidir Chandra)

Analisadaily.com, Tebingtinggi - Kepala BKPSDM Kota Tebingtinggi, Syaiful Fachri (54) warga Jalan Meranti, Lingkungan IV, Kelurahan Bagelen, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebingtinggi meminta sekaligus mendesak Polres Tebingtinggi segera mengungkap dan menangkap pelaku pelemparan bom molotov ke rumahnya.

“Kasus ini sudah satu tahun lebih, tapi baru hari ini saya diperiksa secara resmi di Satreskrim Resum Polres Tebingtinggi. Sudah satu tahun lebih, kasus hingga kini masih penyelidikan belum ada peningkatan. Bahkan, saya saksi korban baru diperiksa hari ini,” ungkap Syaiful Fachri didampingi Penasehat Hukum (PH), Panca Sarjana Putra, dan M Faisal Rahendra Lubis, kepada sejumlah awak media, usai diperiksa di Satreskrim Polres Tebingtinggi, Jumat (8/9).

Setahun lalu rumah pribadi Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM (BKPSDM) Kota Tebingtinggi, Syaiful Fachri, diteror Orang Tidak Dikenal (OTK), di Jalan Meranti, Kelurahan Bagelen, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebingtinggi, tepatnya Senin, 18 Juli 2022. Tidak hanya diteror, kaca depan ruang tamu rumah korban pecah dilempar dengan bom molotov.

"Awalnya, saya setelah selesai melaksanakan salat subuh sekitar pukul 05.30 WIB. Seperti biasa, saya membuka kain gorden jendela di rumah. Biasanya, ada asisten rumah tangga yang bertugas membuka gorden kain jendela, karena lagi cuti saya yang membukanya," ungkapnya.

Menurutnya, beberapa hari setelah kejadian itu ada orang bernama Hendra Sutianto saat salat di Masjid Agung, meminta maaf kepadanya terkait pelemparan bom molotov. "Yang melempar bom molotov itu, adik saya," jelas Hendra Sutiono seperti ditirukan Syaiful Fachri.

"Tapi, saya ingin tahu siapa yang menyuruh atau memerintahkan semua itu. Dari keterangan abang pelaku pelempar bom molotov, bisa diketahui siapa oknum yang terlibat dalam kasus itu. Tapi, sudah setahun lebih tidak ada perkembangan. Saya, cuma ingin mempertanyakan masalah itu," tambah Syaiful Fachri.

Penasehat Hukum, Panca Sarjana Putra dan M Faisal Rahendra Lubis juga meminta Polres Tebingtinggi benar-benar mengungkap kasus pelemparan bom molotov itu secara profesional.

“Sudah satu tahun lebih kasus, hingga kini masih terus penyelidikan dan belum ada peningkatan," ungkap Panca Sarjana Putra.

Kasus pelemparan bom molotov ini menurutnya tergolong unik, dan banyak yang terlibat serta melibatkan beberapa oknum pejabat tertentu untuk menghindari beberapa hal.

Beruntung, bom molotov yang dilempar tersebut tidak mengakibatkan rumah terbakar dan menciderai penghuni rumah. Bom molotov tersebut padam, walaupun sumbunya sudah sempat terbakar.

Menurut Syaiful Fachri, awalnya dia menduga hanya pecahan botol kaca yang dilempar orang ke teras rumahnya. Tapi setelah diperiksa dan diteliti, pecahan botol kaca tersebut merupakan bom molotov. Di lokasi itu, ditemukan sumbu bom molotov yang sudah sempat menyala dan cairan minyak tanah.

Syaiful Fachri menduga bom molotov dilempar dari arah samping rumahnya. Karena jika dari depan tidak terjangkau, sebab posisi yang jauh dari pasar ke rumahnya.

Kapolres Tebingtinggi melalui Kasi Humas Polres Tebingtinggi, AKP Agus Arianto ketika dikonfirmasi belum bisa memberikan keterangan. "Sabar, akan saya tanyakan ke Satreskrim," jawab Agus.

(CHA/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi