Keseruan Pembakmi, Para Guru di Asahan Dilatih Cara Buat Soal Berbasis AKM

Keseruan Pembakmi, Para Guru di Asahan Dilatih Cara Buat Soal Berbasis AKM
Keseruan Pembakmi, Para Guru di Asahan Dilatih Cara Buat Soal Berbasis AKM (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Asahan - Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) matematika Kabupaten Asahan pada Senin (4/9) mengadakan pelatihan yang difasilitasi Tanoto Foundation di UPTD SMPN 6 Kisaran.

Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation, Kurniasih mengatakan, kegiatan dihadiri oleh guru matematika Kabupaten Asahan.

“Pembelajaran kali ini kita beri nama Pembakmi, yaitu kepanjangan dari Pembelajaran Berorientasi Asesmen Kompetensi Minimum. Kegiatan ini berfokus pada pembelajaran berbasis Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), target pesertanya para guru matematika gabungan dari beberapa sekolah di Asahan dan dihadiri oleh 78 perwakilan dari para guru SMP di Asahan,” kata Kurniasih, Minggu (10/9).

Diterangkannya, AKM meliputi asesmen literasi membaca dan numerasi. Pada AKM dapat ditinjau dari 3 komponen (aspek) yaitu konten, proses kognitif, serta konteks.

“Yang menjadi narasumber adalah Fasda matematika Tanoto Foundation, yakni saya sendiri,” ujarnya.

Ketua Komunitas Belajar Matematika yang juga sekaligus sebagai penulis, Kurniasih menilai, untuk memastikan AKM mengukur kompetensi yang diperlukan dalam kehidupan, juga harus sesuai dengan pengertian literasi membaca dan numerasi.

"Kemudian soal AKM mengukur meliputi konten, berbagai konteks, dan pada beberapa tingkat proses kognitif, serta pemanfaatan teknologi informasi," sebutnya.

Keseruan Pembakmi, Para Guru di Asahan Dilatih Cara Buat Soal Berbasis AKM
Dalam acara ini para guru dilatih untuk memahami bagaimana cara membuat soal berbasis AKM yang didalamnya ada stimulus, literasi, dan numerasi, dan tentunya hal ini sangat bermanfaat.

“Pelatihan AKM bertujuan untuk mengevaluasi kualitas belajar mengajar. Informasi capaian belajar yang didapatkan dari AKM kemudian digunakan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar kedepannya,” Kurniasih menerangkan.

Disebutkannya, hasil penilaian AKM dapat digunakan guru untuk mengetahui tingkat kompetensi murid. Para guru kemudian bisa menyusun metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kompetensi siswa, agar proses belajar mengajar bisa lebih efektif dan sesuai dengan tingkat capaian murid.

“Dengan begitu, siswa dapat lebih mudah memahami dan menguasai materi pembelajaran yang disampaikan guru,” ucapnya.

Komponen AKM

Soal-soal AKM meliputi 3 komponen yang mewakilkan pengertian literasi membaca dan numerasi. Ketiga komponen AKM tersebut adalah konten, konteks, dan tingkat kognitif. Soal AKM diharapka dapat mengukur berbagai konten, konteks, dan beberapa tingkat proses kognitif.

Konten

Konten pada literasi membaca mengacu pada jenis teks yang digunakan, yaitu teks informasi dan fiksi. Sementara konten pada numerasi berfokus pada kemampuan bilangan, pengukuran dan geometri, data dan ketidakpastian, serta aljabar.

Tingkat Kognitif

Proses kognitif berkaitan dengan cara berpikir yang dibutuhkan para siswa dalam menyelesaikan masalah atau soal. Pada literasi membaca dan numerasi, tingkat kognitif dibagi menjadi 3 level.

Proses kognitif untuk literasi membaca yaitu menemukan informasi, interpretasi, dan integrasi, serta evaluasi dan refleksi. Untuk literasi numerasi, ketiga tingkat kognitif adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran.

Konteks

Komponen AKM konteks berhubungan dengan aspek kehidupan atau situasi pada konten yang digunakan. Konteks pada literasi membaca dan numerasi dibagi menjadi 3, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.

Keseruan Pembakmi, Para Guru di Asahan Dilatih Cara Buat Soal Berbasis AKM
“Dengan adanya kegiatan ini saya semakin paham bagaimana cara membuat soal berbasis AKM, di mana ada literasi dan numerasi, dan saya jadi mengerti numerasi itu bukan hanya untuk matematika saja, tapi untuk semua mapel,“ kata Nuraini, seorang peserta dari Pulau Raja.

“Semula saya tidak bisa membuat soal menggunakan stimulus, tapi adanya kegiatan ini saya menjadi bisa,” ungkap Fatimah dari SMP 7 Kisaran.

“Saya bersyukur para guru mau belajar, karena pada hakekatnya pembelajaran itu sepanjang hayat, mari kita belajar bersama Tanoto Foundation memajukan pendidikan Kabupaten Asahan,” Kurniasih menandaskan.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi