Ovidio Guzman, putra gembong Joaquin "El Chapo" Guzman, ditangkap sebentar oleh polisi militer Meksiko di kompleks perumahan dekat pusat Culiacan di negara bagian Sinaloa, Meksiko, 17 Oktober 2019 dalam gambar diam yang diambil dari rekaman kamera helm di (Mexican Government TV/Handout via Reuters)
Analisadaily.com, Mexico City - Ovidio Guzman, putra gembong narkoba Meksiko yang dipenjara, Joaquin "El Chapo" Guzman, diekstradisi ke Amerika Serikat untuk menghadapi dakwaan penyelundupan fentanil, sebagai dorongan bagi upaya pemerintahan Biden untuk mengekang penyebaran opioid yang mematikan.
Jaksa Agung AS, Merrick Garland, mengatakan ekstradisi Ovidio Guzman adalah langkah terbaru dalam upaya Amerika untuk menyerang “setiap aspek” operasi penyelundupan narkoba yang dijalankan oleh Kartel Sinaloa yang telah lama dikaitkan dengan keluarga Guzman.
“Saya juga berterima kasih kepada pemerintah Meksiko atas ekstradisi ini,” kata Garland dalam sebuah pernyataan dilansir dari Reuters, Sabtu (16/9).
“Departemen Kehakiman akan terus meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab memicu epidemi opioid yang telah menghancurkan banyak komunitas di seluruh negeri," ucapnya.
Dua pejabat Meksiko yang mengetahui masalah ini juga mengonfirmasi ekstradisi Guzman yang berusia 33 tahun.
Salah satu pewaris kerajaan perdagangan manusia milik ayahnya, Guzman sempat ditangkap di kota utara Culiacan pada tahun 2019 tetapi dibebaskan atas perintah Presiden Andres Manuel Lopez Obrador untuk menghindari pertumpahan darah ketika kartelnya melakukan serangan balik.
Para pejabat AS menggambarkan Guzman dan sejumlah saudara laki-lakinya sebagai ancaman yang ditimbulkan oleh fentanil, racun yang sangat adiktif yang membunuh hampir 200 orang Amerika setiap hari.
Jumlah korban tewas tersebut menambah tekanan pada pemerintahan Biden dan menyebabkan ketegangan diplomatik antara AS dan Meksiko. Pemerintah AS meminta ekstradisi Guzman pada bulan Februari sehingga ia bisa menghadapi tuduhan narkoba di pengadilan AS.
(CSP)