Sesuai dengan data yang diterimanya, kedua calon telah sepakat dan siap mengikuti tahapan Pilkades dengan aman, nyaman, dan jujur.

"Jika kendalanya hanya teknis, di mana salah satu calon tidak dapat hadir pada kesempatan pertama tes tambahan, yaitu MI dan wawancara, ya harusnya diberikan saja kesempatan," kata Dedi Iskandar, Sabtu (23/9), menyikapi terkait perkembangan Pilkades Desa Hutaimbaru.

Dedi menyebutkan, kerugian sangat besar yang akan diterima, di mana masyarakat tidak dapat memberikan hak suaranya, terutama lagi calon tidak dapat haknya untuk dipilih sebagai calon.

"Kedua calon sudah menyatakan siap dan ada, saya minta kepada bupati dan instansi terkait agar bijaksana memberikan solusi terbaik bagi masyarakat. Ini warga kita, masyarakat kita, siapa lagi yang mengayomi kalau bukan kita," ungkapnya.

Dedi juga meminta kepada instansi terkait, sebagai sebuah perhelatan demokrasi yang besar, wajar jika ada beberapa persoalan yang perlu diselesaikan. Jika memang tidak bisa, sampaikan dengan transparan dan sesuai peraturan yang berlaku apa yang menyebabkan nya sehingga masyarakat dapat memahaminya.

Sebelumnya 2 Calon Kepala Desa Hutaimbaru sepakat, memohon bupati memerintahkan Kepala Dinas Pemdes membuka ujian susulan bagi calon pasangan yang tidak hadir pada jadwal tes.

Hal tersebut terungkap saat kesepakatan unjuk rasa damai yang dilakukan masyarakat Hutaimbaru untuk mendapatkan haknya memilih pemimpin di desanya, di sela-sela aksi damai di Kantor Camat Halongonan, Jumat (22/9) sore.

"Apalagi alasan pemerintah kabupaten untuk tidak mengikutkan Desa Hutaimbaru untuk melaksanakan Pilkades. Ada dua calon sehat dan siap berkompetisi," ujar Andi Suwandani Harahap, yang merupakan putra asli Hutaimbaru.

Andi juga menambahkan, pihak-pihak yang punya kewenangan agar bijaksana mengambil sikap, jangan mencari cari alasan dan jangan sampai kerugian lebih besar karena adanya penghambatan Pilkades di desanya.

(ONG/RZD)