Inisiator gerakan gadget sehat Indonesia (GGSI), Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sp BS (K) (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Tak jarang para orang tua mengaku kesulitan saat menghadapi anaknya yang kecanduan gadget. Si anak kerap memberikan reaksi yang berlebih ketika keinginannya bermain gadget dihalangi.
Bahkan, banyak juga para orang tua yang tak sadar menjadikan gadget sebagai senjata ampuh untuk membujuk anak disaat merengek untuk mendapatkan keinginannya.
Padahal langkah itu dianggap berbahaya, dan orang tua tak ubahnya meracuni si anak demi memenuhi keinginannya. Hal itu disampaikan inisiator gerakan gadget sehat Indonesia (GGSI), Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sp BS (K) saat memberikan materi gadget sehat di hadapan orang tua murid SD Muhammadiyah 36 Medan, Jalan Jermal III, belum lama ini.
"Untuk orang tua kita harus bisa menjadi raja tega kepada anak-anak kita yang sudah kecanduan gadget. Jangan racuni anak dengan gadget," ungkap Prof Ridha, Rabu (11/10), saat menjawab pertanyaan salah satu orang tua murid yang mengaku kewalahan dengan kebiasaan anaknya bermain gadget.
Memang bilang Prof Ridha, tak bisa dihindari ketika si anak dilarang bermain gadget mereka tanpa sadar bisa marah, bahkan memukul orang tuanya atau bahkan memukuli dirinya sendiri.
"Jika anak enam tahun ke bawah, usahakan ambil gadgetnya, ajak bermain bersama dan habisin waktu dengan dia. Jika si anak marah dan memukuli kita abaikan saja, karena kalau tetap dibiarkan anak bermain gadget ini akan merugikan kita di masa depan. Ini harus mendapatkan perhatian serius," ujar Prof Ridha.
Apalagi sambung Prof Ridha, berdasarkan penelitian para ahli, usia ideal untuk memegang gadget adalah 13 tahun. Untuk anak usia di bawahnya disarankan agar tidak diberikan gadget.
"Beberapa temuan kasus, banyak anak kecanduan gadget mengalami spech deelay atau lambat bicara. Hal itu dikarenakan gadget hanya merangsang pendengaran dan penglihatan tapi tidak merangsang berbicara," terangnya.
"Bahkan saya punya pasien berusia sembilan tahun yang belum bisa berbicara karena kecanduan gadget," sambung pria yang juga berprofesi sebagai dokter bedah syaraf itu.
Selain itu juga tambah Prof Ridha lagi, anak yang sudah kecanduan gadget tak bisa memusatkan perhatian di sekolahnya.
"Walaupun dia dipindahkan duduk di bangku paling depan si anak tetap tidak bisa menerima pelajaran yang diberikan guru di sekolahnya. Karena apa yang ada di benaknya itu berdasarkan apa yang ada di gadgetnya. Itu istilahnya useless generation atau generasi tak berguna," kata Prof Ridha.
Dirinya menyarankan para orang tua untuk lebih peduli sejak dini dan jangan biarkan anak kecanduan gadget.
"Berikanlah perhatian lebih kepada anak dan jika si anak sering megang gadget, mulai sekarang alihkan perhatiannya dan ajak bermain bersama. Kebiasaan itu akan berubah paling cepat dua minggu dan paling lama tiga bulan. Ke depannya si anak tidak lagi mencari orang tuanya untuk meminjam gadget tapi untuk mengajak si orang tua bermain bersama," ucap Prof Ridha mengakhiri.
(JW/RZD)