Warga di kawasan Jalan Pasundan, Kelurahan Sei Putih Timur II, Kecamatan Medan Petisah unjuk rasa untuk meminta proyek pembongkaran drainase dihentikan karena saluran air ke rumah mereka mati, Rabu (11/10). (Analisadaily/Jafar Wijaya)
Analisadaily.com, Medan - Proyek pembongkaran drainase di kawasan Jalan Pasundan, Kelurahan Sei Putih Timur II, Kecamatan Medan Petisah diminta segera diselesaikan. Warga tidak bisa menggunakan air bersih, karena salurannya dibongkar.
"Matinya air ini sebenarnya sudah dibicarakan sebelumnya dan jawabannya masih simpang siur, makanya kami ngumpul unjuk rasa meminta agar air kami ini mengalir kembali, soalnya sudah 8 hari air mati," kata salah seorang warga, Winny saat unjuk rasa, Rabu (11/10).
Winny menuturkan bahwa akibat air mati ini aktifitas warga sangat terganggu.
"Kami minta air kami hidup lagi karena terganggu aktifitas kami di rumah selama 8 hari ini," tuturnya.
Pasokan air warga terpaksa membeli air bersih dari depot air isi ulang.
"Kami terpaksa beli air galon, mau berapa banyak dan saya satu hari 15 galon air untuk kebutuhan sehari-hari," ungkapnya.
Warga lainnya, Suryanto, yang merupakan penjaga sekolah merasakan dampak dari pembokaran drainase itu. Kata dia, sekolah terpaksa diliburkan untuk sementara waktu.
"Kami dari pihak sekolah sudah tidak bisa menggunakan air bersih sudah hampir seminggu dan sekolah terpaksa diberhentikan untuk sementara. Informasinya Senin depan air kembali lagi dipasang," katanya.
"Akibat dari proyek ini, sekolah juga dijadikan tempat parkir mobil warga karena proyek ini dan sangat meresahkan masyarakat," jelasnya.
Warga berharap proyek pembokaran drainase yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan ini segera diselesaikan agar kebutuhan air masyarakat bisa terpenuhi seperti sedia kala.
(JW/CSP)