Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI), Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sp BS (K) (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI), Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sp BS (K) memberi peringatan kepada para pengguna gadget akan bahaya yang ditimbulkannya.
Selain faktor fisik, bahaya lain penggunaan gadget yang kerap membayangi adalah platform pinjaman online (Pinjol) dan juga judi online.
Kedua ini seolah saling terkait. Saat kalah bermain judi online maka solusi cepat mendapatkan modal dengan melakukan pinjaman online.
"Ketika kita sudah terjebak di dalamnya maka sulit untuk keluar dari perangkap mereka," ungkap Prof Ridha saat memberikan materi gadget sehat di depan wali murid SD Muhammadiyah 36 Medan, beberapa waktu lalu.
Apalagi sebut Prof Ridha, keduanya memberikan iming-iming lewat iklan yang bebas berseliweran di media sosial. Kondisi ini jugalah menjadi salah satu faktor tingginya tingkat kejahatan di Indonesia.
"Judi online gak punya duit beli chip, dia nekat begal. Atau bahkan akibat kecanduan judi onlinenya dia juga nekat melakukan aksi kriminal lainnya. Anehnya iklannya juga bebas tayang di media sosial," sebut Prof Ridha.
Ini juga ujar Prof Ridha, menjadi ancaman bagi para orang tua dalam menyiapkan generasi berkualitas yang sehat fisik, pintar dan bermoral yang baik.
"Salah satu faktor lain perusak bonus demografi negeri ini hadirnya judi online. Mental dan prilaku generasi kita akan rusak jika sudah terjebak. Untuk itu, buat ibu-ibu awasi anak kita dalam penggunaan gadgetnya," ujarnya lagi.
Selain itu sambung Prof Ridha, Pinjaman online juga menjadi ancaman lain bagi masyarakat tak terkecuali ibu rumah tangga.
"Saat kondisi ekonomi kian sulit, pinjol hadir membujuk kita dengan iming-iming yang begitu manis. Bahkan, untuk pencairan pinjamannya pun dengan proses yang begitu mudah," ungkap Prof Ridha.
"Pinjol ini bahaya bu. Kita akan terjebak di dalamnya dan sulit untuk keluar. Apalagi masyarakat kita banyak yang tidak paham perbankan jadi kita mudah terjebak. Kita diiming-imingi terus ketika masih bisa membayar dan juga punya iklan yang gila-gilaan. Ketika kita tidak mampu membayar dia akan membongkar data kita semua dan melakukan teror dengan kita dan juga orang-orang terdekat kita," ujarnya melanjutkan.
Untuk itu Prof Ridha kembali mengingatkan kepada para orang tua agar tidak mudah terjerat bujuk rayu platform pinjol agar masyarakat bisa hidup bebas tanpa ada teror dan tekanan dalam menjalani hidup di tengah ekonomi yang cukup sulit.
Sebelumnya kekhawatiran akan media platform pinjol dan judi online juga disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi.
Dirinya berpandangan bahwa pinjaman online dan judi online bagai adik dan kakak satu ibu. Pandangan ini disampaikannya dengan melihat adanya keterkaitan antara keduanya.
"Judi online sama pinjol itu adik-kakak satu ibu. Ini adik-kaka, abis kalah judi online, pinjem duit. Pinjol ilegal ini makin lama makin makin," kata Budi Arie dilansir dari laman media belum lama ini.
Kominfo juga menegaskan akan memberantas judi online, paralel dengan penutupan platform-platform pinjol ilegal.
"Kita mengindikasikan sangat kuat ada keterkaitan hal itu. Sebentar lagi pinjol ilegal kita sikat," ujarnya.
Budi Arie menilai, judi online sangat merugikan masyarakat, utamanya masyarakat kecil yang menaruh pengharapan untuk bisa memperoleh uang banyak dengan cara mudah.
Alangkah lebih baiknya jika uang yang dipergunakan untuk judi dialokasikan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat.
Kominfo berkomitmen untuk memberantas judi online sampai tuntas. Adapun dalam 2 bulan terakhir, Budi Arie mengklaim bahwa dirinya telah memberantas sekitar 200 ribu platform.
Ia menargetkan dalam waktu dekat bisa memberantas platform judi online hingga tak bersisa.
(JW/RZD)