Rekam Jejak Pekan Kebudayaan Nasional Sejak 2019 Hingga Kini

Rekam Jejak Pekan Kebudayaan Nasional Sejak 2019 Hingga Kini
Rekam Jejak Pekan Kebudayaan Nasional Sejak 2019 Hingga Kini (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Bermula pada 2018, kala itu Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) adalah salah satu dari tujuh rencana aksi pemajuan kebudayaan dari hasil Kongres Kebudayaan Indonesia 2018.

Salah satu resolusi yang muncul dari rencana aksi tersebut adalah melembagakan Pekan Kebudayaan Nasional sebagai platform aksi bersama untuk memastikan peningkatan interaksi kreatif antar budaya. Lima tahun setelahnya, PKN di tahun 2023 hadir dengan metode aksi lumbung (pelumbungan) dan tema “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan”.

“Kita mewarisi gagasan lumbung padi dan gotong royong sebagai satu bangsa yang besar dan terus bersatu di tengah keragaman budaya dan tradisi serta perkembangan zaman. Merawat bumi, Merawat Kebudayaan merupakan misi, visi, dan panggilan aksi kepada kita semua untuk menjaga kebudayaan dan alam, dua hal yang tidak terpisahkan dan saling memengaruhi,” jelas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, di Jakarta, minggu lalu.

PKN pertama, yakni di tahun 2019. Lokasi penyelenggaraan PKN 2019 mengambil tempat di kawasan Istana Olahraga (Istora) Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta pada 7-13 Oktober. Upaya perencanaan dan persiapan PKN sendiri dimulai pada Februari 2019.

Sejak awal, PKN memang sudah menggandeng komunitas dan kolektif dari berbagai daerah. Di tahun 2019, beberapa kegiatan dilakukan seperti Festival Permainan Anak Tradisional di Desa Simo, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, gelaran lomba permainan rakyat tingkat SD-SMP se-Indonesia yang diadakan di Kabupaten Asahan, Kisaran.

Lalu, Festival Permainan Tradisional Alimpiado di Kabupaten Tasikmalaya, sayembara logo PKN, penyelenggaraan Semi Loka Kriya Kayu di Gedung Stovia Jakarta, dan terakhir di puncaknya setidaknya panggung PKN hadir di 29 taman budaya di bawah naungan provinsi yang berhasil mendatangkan kurang lebih 205.000 pengunjung ke perhelatan yang tahun itu bertema “Ruang Bersama untuk Indonesia Bahagia”.

Ketika pandemi Covod-19 melanda dunia termasuk Indonesia, seluruh kegiatan PKN 2020 dilakukan secara daring. Sepanjang 31 Oktober - 30 November 2020 PKN menggandeng 4.791 seniman dan pekerja seni, 27 sesi konferensi, 93 pergelaran, dan 1.477 karya seni visual dipamerkan. Dua pameran diadakan secara luring namun dengan jumlah pengunjung terbatas dan mengikuti panduan protokol kesehatan. Kedua pameran tersebut adalah Pameran Imersif Affandi di Galeri Nasional Indonesia dan Pameran Pusaka Pangeran Diponegoro di Museum Nasional Indonesia.

Penyelenggaran PKN 2020 dipandang sebagai wujud dari ketahanan budaya (cultural resilience) karena kebudayaan dalam bentuk penyebaran pengetahuannya, keragaman ekspresi, dan jenis mediumnya; bisa bertahan di tengah beragam kondisi.

Setelahnya pada PKN 2021, bentuk lain PKN pun hadir. Kali itu secara hibrida. Dengan mengangkat tema “Cerlang Nusantara, Pandu Masa Depan” PKN berusaha mendorong peran kebudayaan sebagai pandu yang melahirkan visi pembangunan Indonesia berkelanjutan.

Di tahun 2021, kegiatan pra-PKN 2021 dilaksanakan secara daring sejak Juli 2021 dan puncaknya pada 19-26 November 2021 dilakukan hibrida. Beragam tayangan program PKN disiarkan melalui kanal Indonesiana.tv dan laman resmi PKN yang meliputi 17 kompetisi budaya, 23 lokakarya, 11 sesi simposium, 60 pergelaran dan pameran serta 20 sesi konferensi.

Tibalah pada PKN 2023 yang mengusung metode aksi lumbung (pelumbungan). Metode ini digunakan untuk melihat, memetakan, menelaah, dan mempresentasikan praktik kerja kepada khalayak luas berdasarkan kerja-kerja yang sudah dan sedang dilakukan.

Melalui nilai dan cara kerja lumbung, praktik dari delapan kuratorial PKN 2023 hendak mendorong pembagian sumber daya dan kuasa pada sekian banyak kolektif dan masyarakat di seluruh Nusantara. Sehingga prosesnya dilakukan lewat berjejaring dan saling memperkuat ekosistem.

Proses yang dimulai sejak Juni 2023 ini dibagi dalam tiga fase yakni, “panen”, “rawat”, dan “bagi” yang dilakukan di 223 titik di seluruh Indonesia. Pada 20-29 Oktober 2023 puncak acara dan proses “bagi” PKN 2023 dilakukan lewat kehadiran 40 titik ruang tamu yang tersebar di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Kep. Seribu. Kesemuanya dilakukan lewat kolaborasi bersama lebih dari 450 kolektif, komunitas, dan seniman dari seluruh Indonesia.

Tentang Pekan Kebudayaan Nasional

Pekan Kebudayan Nasional atau yang lebih akrab disebut PKN adalah rangkaian acara dwitahunan yang diselenggarakan secara rutin oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia sejak tahun 2019 silam.

Pelaksanaan ini merupakan salah satu implementasi dari strategi untuk memajukan kebudayaan yang telah disepakati dalam Kongres Kebudayaan Indonesia pada tahun 2018. Mewujudkan serta menyediakan ruang untuk apresiasi, ekspresi, serta kreasi seni dan budaya yang beragam dan turut mendukung terciptanya interaksi budaya yang inklusif di seluruh Indonesia.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi