REI Sumut Gelar EXPO Properti 2023, Dukung Pembelian Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

REI Sumut Gelar EXPO Properti 2023, Dukung Pembelian Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
REI Sumut Gelar EXPO Properti 2023, Dukung Pembelian Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (Analisadaily/Adelina)

Analisadaily.com, Medan - Setelah vakum 3 tahun, Real Estate Indonesia (REI) Sumatera Utara (Sumut) kembali menggelar pameran perumahan BRI-REI EXPO Property Sumut 2023 tahun ini di Atrium Plaza Medan Fair.

Gelaran pameran yang melibatkan 36 developer ini dan berkolaborasi dengan BRI bertujuan untuk meningkatkan kinerja pernjualan properti Sumut tahun ini, setelah melesu pada 2020-2022.

Ketua DPD REI sumut, Andi Atmoko Panggabean mengungkapkan, industri properti di Sumatera Utara masih tetap bertumbuh, meskipun adanya kendala karena pandemi dan kebijakan pemerintah, namun dia yakin di tahun mendatang pertumbuhan sektor properti bisa menargetkan penjualan 20 ribu unit.

"Target semula adalah 20-25 ribu unit properti pertahunnya, namun karena pandemi dan kebijakan pemerintah, tahun 2023 ini hanya menargetkan 15.000 unit, di tahun mendatang 2024 meskipun merupakan tahun politik mudah-mudahan bisa menargetkan 20 ribu unit," terang Atmoko, Selasa (31/10/2023) malam.

Diakuinya juga, gelaran pameran properti yang sempat vakum selama 3 tahun ini, geliatnya dimulai lagi pada tahun ini. Itu sebab untuk pertama kalinya setelah pandemi REI Sumut kembali menggelar pameran properti ini di Medan.

Diungkapkan Atmoko, peran pemerintah dalam tumbuh kembang sektor properti di Sumut sudah sangat mumpuni. Terbukti stimulus yang dilakukan pemerintah dalam industri ini salah satunya sebut Atmoko dengan membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk pembelian rumah di bawah Rp2 miliar hingga Juni 2024.

“Sesuai dengan arahan dari Presiden yang meminta program PPN ditanggung pemerintah untuk pembelian rumah atau properti di bawah Rp2 miliar, ini berlaku PPN 100 persen ditanggung pemerintah sampai dengan Juni tahun depan,” katanya.

Selain itu pemerintah juga akan membantu biaya administratif sebesar Rp4 juta untuk pembelian rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) hingga 2024.

Kedua insentif yang diberikan pemerintah ini, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor perumahan yang juga bersama sektor konstruksi merupakan dua sektor ekonomi yang memberikan efek pengganda bagi subsektor ekonomi lainnya.

"Sektor perumahan dan konstruksi memberikan kontribusi ke produk domestik bruto hingga 14 persen-16 persen pada 2023, dan menyediakan lapangan kerja hingga 13,8 juta orang. Kedua sektor itu, juga berkontribusi terhadap pajak sebesar 9,3 persen dan pendapatan asli daerah (PAD) senilai 31,9 persen," beber Atmoko.

Lainnya lagi pemberian insentif ini bisa mengurangi masalah kesenjangan jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan oleh masyarakat (backlog) yakni sebesar 12,1 juta rumah.

"Diharapkan bisa selesaikan backlog. (Targetnya) nanti kita lihat. Ini kan waktunya satu tahun diharapkan bisa selesaikan itu," kata dia.

Disebutkan Atmoko juga, pameran yang berlangsung selama sepekan, mulai 30 Oktober - 6 November 2023 mendatang, menargetkan bisa mencapai omset hingga Rp50 miliar.

Sementara itu, CEO BRI Medan, Haris Hartanto menyahuti BUMN terus berkomitmen untuk mendukung industri properti dalam menyediakan pelayanan pembiayaan agar masyarakat Sumut bisa memiliki rumah susidi maupun nonsubsidi.

Ketua Umum DPP REI Indonesia, Joko Suranto dalam kata sambutannya mengatakan, tahun 2023 merupakan langkah yang baik untuk membeli rumah, karena akibat pandemi, selama 3 tahun ini harga rumah tidak pernah naik.

Dia juga menekankan, pada tahun 2035, setidaknya penduduk Indonesia tumbuh menjadi 304 juta penduduk. Dan sekitar 66 persennya tinggal di kawasan perkotaan.

"Perumahan adalah indikator kesejahteraan, perumahan adalah perintah konstitusi, dan developer adalah pancasila sejati, developer tidak pernah dididik pemerintah tapi harus taat dengan kebijakan pemerintah," ungkapnya.

Secara konstitusi, APBN memberikan 20 persen anggaran pendidikan, sambungnya, namun sejatinya pendidikan terbaik itu diperoleh di dalam rumah.

"Namun kalau rumahnya tidak ada, bagaimana pendidikan bisa berjalan, karena rumah prinsipnya merupakan tempat interaksi, aktivitas, hingga komunikasi, karena itu mari kita niatkan kebaikan bagi negeri, semua anak bangsa harus punya rumah," pungkas Joko.

(DEL)

Baca Juga

Rekomendasi