Prof Ridha Sebut Ada Peluang Besar, Jangan Terenggut karena Gadget

Prof Ridha Sebut Ada Peluang Besar, Jangan Terenggut karena Gadget
Roadshow di Poltekpar Makassar, Prof Ridha Sebut Ada Peluang Besar, Jangan Terenggut karena Gadget! (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Makassar - Masih dalam lanjutan roadshow 15 kota di Indonesia, Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI), Prof.Dr.dr. Ridha Dharmajaya Sp BS (K), berkesempatan hadir di kampus Politeknik Pariwisata Makassar, Jumat (10/11).

Dalam kesempatan itu, Prof Ridha melihat ada potensi besar di masa depan bagi para peserta didik terkhusus di dunia pariwisata.

"Sudah saatnya disadari bahwa pariwisata memiliki peran penting dalam meningkatkan devisa negara. Jadi adik-adik harus mengembangkan potensi dirinya agar bisa menjadi bagian dalam pengembangan pariwisata di Indonesia," katanya.

Apalagi lanjut Prof Ridha, sejumlah negara di Eropa seperti Italia dan Portugal menjadikan pariwisata sebagai pendapatan utamanya dari sektor pariwisata.

"Bahkan Singapura juga memanfaatkan pariwisata sebagai sumber devisa negara selain dari sektor perdagangan. Ini kan potensi luar biasa jika kalian nanti tamat," ucap Prof Ridha.

Hanya saja Prof Ridha mengingatkan untuk tidak memmbuang kesempatan tersebut akibat penggunaan gadget yang tidak tepat.

"Jangan sampai karena menggunakan gadget yang tidak tepat justru merenggut potensi adik-adik sekalian," tuturnya.

Guru Besar Fakultas Kedokteran USU itu turut menerangkan dampak penggunaan gadget yang tidak tepat baik secara posisi dan durasi.

Menurut Prof Ridha, posisi penggunaan gadget yang kurang tepat dan juga durasi yang berlebihan, akan mengakibatkan banyak generasi muda mengalami saraf kejepit pada bagian leher.

"Gejalanya ini sering kesemutan pada tangan dan kaki, kepala pusing, pundak berat, leher sakit, dan bangun tidur tidak segar. Dan ini biasanya sering dialami orang tua usia 60 tahun ke atas. Tapi sekarang kondisi ini sudah mulai dirasakan generasi muda dari tingkat SMA, SMP bahkan anak SD," ucapnya.

Tentu saja dirinya mengaku khawair akan fenomena yang mulai ditemuinya sejak pandemi Covid-19 2020 silam.

Berangkat dari kekhawatiran itu jugalah alasan GGSI hadir di Indonesia dan diawali dari Medan sebagai kota tempat tinggalnya.

"Kita merasa khawatir adik-adik ke depan terancam akibat penggunaan gadget yang tidak tepat tadi. Apalagi jika gejala awal yang tadi disebutkan dibiarkan saja tanpa dicegah bahkan terus berlangsung untuk waktu yang lama maka akan berdampak terhadap kematian saraf," ungkap pria yang juga berpofesi sebagai dokter ahli bedah saraf itu.

Jika kondisi itu menimpa generasi muda, sambung Prof Ridha lagi, maka yang terjadi adalah kelumpuhan.

"Ini horor. Jika saraf sudah mati maka yang terjadi adalah kelumpuhan pada tangan dan kaki, buang air kecil dan besar tidak terasa atau loss dan seksual bagi lelaki hilang. Tidak ada lagi obat yang bisa menyembuhkan dan tak ada operasi yang bisa mengembalikan," tuturnya.

Padahal sambung Prof Ridha, Indonesia saat ini mengalami situasi bonus demografi dimana usia produktifnya jauh lebih besar dari usia non produktif.

Jika tidak dimanfaatkan dengan baik dan membiarkan perilaku penggunaan gadget yang salah terus menerus, maka menurut Prof Ridha, bonus demografi yang dinantikan justru akan menjadi bencana demografi dengan melahirkan generasi cacat.

"Tentu saja cita-cita bangsa ini melahirkan generasi emas menuju 2045 akan sia-sia," ungkapnya.

Untuk itu Prof Ridha mengajak seluruh mahasiswa Politeknik Pariwisata agar lebih bijak dalam penggunaan gadget. Dirinya juga berpesan, agar gadget tidak menjadi alat yang bisa mempengaruhi dan menjurus ke arah negatif.

"Jangan karena gadget justru mempengaruhi kesehatan mental dan jiwa adik-adik. Jadikanlah gadget sebagai media ke arah positif dan berguna bagi bangsa dan negara. Sehingga keinginan mulia kita melahirkan generasi berkualitas yakni generasi sehat, pintar dan bermoralitas yang baik bisa diraih. Dan kunci generasi emas menuju 2045 dapat terwujud," harapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Poltekpar Makassar, H. Herry Rachmat Wijaya, MM.Par CHE turut mengingatkan kepada para peserta didiknya untuk memahami peran gadget dan dampak yang ditimbulkan.

"Sehingga ke depan kita tidak salah dalam penggunaannya yang bisa berdampak buruk baik secara fisik maupun mental seperti.yanh disampaikan oleh Prof Ridha. Gunakanlah gadget secara sehat dan manfaatkan potensi besar di depan mata," ucapnya mengakhiri.

Selain Direktur, kegiatan penyuluhan gadget juga dihadiri para staf manajemen dan dosen Poltekpar Makassar.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi